Seiring dengan penandatanganan MoC tersebut, Rosan menegaskan pentingnya untuk mengatasi perubahan iklim sekaligus memastikan energi tetap aman melalui berbagai jalur untuk mempercepat transisi energi dan mengurangi emisi karbon secara efektif.
”Saya ingin menegaskan kembali konsensus AZEC terkait beberapa program antara lain, mempromosikan efisiensi dan teknologi konversi energi, meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, pengembangan hulu gas bumi dan LNG, mengembangkan CCUS(Carbon Capture, Utilization, and Storage)/Daur Ulang Karbon, energi alternatif, serta mengembangkan rantai pasokan global untuk bahan-bahan penting seperti litium, nikel, dan critical minerals," jelas Rosan.
Bersama dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, Rosan juga menjelaskan progres transisi energi yang telah dilakukan Indonesia sebagai upaya mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.
Salah satu bentuk implementasi hal tersebut adalah pembuatan Net Zero Emmision Roadmap. Rosan juga memperlihatkan komitmen Indonesia yang meningkatkan Nationally Determined Contributions (NDCs) atau target pengurangan emisi menjadi 32% pada 2030.
Untuk mencapai target pengurangan emisi tersebut, pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai hal seperti interkoneksi infrastruktur listrik, pipa gas, eksplorasi gas alam secara masif dan pengurangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) secara bertahap.
Selain itu, pemerintah juga terus mengembangkan ekosistem kendaraan listrik secara masif, mempersiapkan pilot project dari Carbon Capture and Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS) yang ditargetkan akan rampung pada 2030 dan mengintegrasikan akses energi kepada masyarakat lokal dengan tetap menjaga stabilitas dan keamanan sistem.
Rosan juga tidak lupa mengucapkan terimakasih terhadap dukungan dan kerjasama terhadap pihak-pihak yang terkait dalam menyukseskan AZEC Ministrial Meeting 2024 ini.
Load more