Dalam mendorong hal tersebut, konten-konten yang dihadirkan pada produk ekraf tentunya perlu mengutamakan keotentikan, relevansi, dan menjadi buah bibir (talkable) di kalangan masyarakat.
“Saya melihat bahwa content is king, tapi packaging is queen. Kalau konten ketemu kemasan akan menjadi sebuah kerajaan. Dan kunci menuju kerajaan adalah inovasi, adaptasi, dan kolaborasi,” ucapnya.
Senada dengan Menparekraf Sandiaga, USS Network Sayed Muhammad berpandangan bahwa ekonomi kreatif di Indonesia mulai berkembang pesat. Namun hal yang dapat membedakan antar suatu merek atau produk yang satu dengan lainnya terletak pada yang disebut konten.
“Karena konten itu yang menjadikan gambaran merek atau brand image ari suatu produk,” ujar Sayed.
Co-Founder Manual, Hadi Ismanto, mengungkapkan untuk menjadi pelaku kreatif memang perlu jeli dalam menjawab kebutuhan masyarakat yang dibarengi dengan kualitas, otentik, dan yang tidak kalah penting adalah storytelling.
“Masyarakat ini sangat peduli dan sangat demanding mengenai kualitas. Bahwa ketika mereka mau ke kedai kopi, mau ke restoran, atau berbelanja jenama lokal mereka ingin tahu konteksnya, storytelling. Dan apa saja otentikasi yang dibawa sebagai sebuah jenama,” ujarnya.(ant.lgn)
Load more