"Tentara pendudukan secara langsung menargetkan warga sipil yang mengungsi saat melaksanakan salat subuh, (yang) menyebabkan peningkatan pesat dalam jumlah korban," tambahnya.
Mereka menempatkan tanggung jawab penuh atas pembantaian tersebut pada pendudukan Israel dan pemerintah AS.
Kantor media tersebut juga mendesak masyarakat internasional dan organisasi global untuk memberikan tekanan kepada Israel agar menghentikan genosida dan pembersihan etnis yang sedang berlangsung terhadap warga sipil dan orang-orang terlantar di Jalur Gaza.
Sementara itu, tentara Israel mengklaim sekolah tersebut berisi markas besar militer yang beroperasi untuk kelompok Palestina Hamas.
Mereka mengklaim bahwa beberapa langkah telah diambil untuk meminimalkan risiko bahaya bagi warga sipil.
Dengan pengeboman Sekolah Al-Taba'een, jumlah total sekolah yang menjadi sasaran tentara Israel di Kota Gaza selama seminggu terakhir telah meningkat menjadi enam, menurut penghitungan Anadolu.
Meskipun ada seruan dari para mediator, termasuk Mesir, AS, dan Qatar, untuk mencapai gencatan senjata, dan perjanjian pertukaran sandera, Israel tetap melanjutkan serangan mematikannya di Jalur Gaza.
Load more