Bapak Kos di Semarang Blak-blakan Sebut Daging Kucing Rasanya Enak, Satu Ekor Bisa Habis Tiga Hari
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Bapak kos di Semarang bernama Nuryanto (62) blak-blakan menyebut daging kucing rasanya enak.
Sebelumnya, viral di video mengenai anak kos memergoki bapak kosnya memakan daging kucing.
Mulanya, anak-anak kos curiga mengapa kucing jalanan yang sering mereka beri makan tiba-tiba menghilang.
Dari video yang dilihat tvOnenews.com di media sosial TikTok @three.in.onee, tampak seorang pria diduga penghuni kos bertanya kepada Nuryanto perihal alasannya mengonsumsi daging kucing.
“Ini kucing saya Pak. Emang enak makan kucing Pak?,” tanya pria tersebut.
Nuryanto bapak kos di Semarang yang makan daging kucing. Dok: Didiet Cordiaz-tvOne
“Sekarang mau enak atau enggak orang tua tuh (makan pakai) garam sudah enggak boleh,” jawab bapak kos.
“Bapak makan pakai nasi?,” tanyanya lagi.
Di video itu, tampak ada meja yang di atasnya terdapat daging kucing, sepiring berisi nasi, botol kecap dan magic com.
“Makan nasi. Tapi sedikit sekali. Enggak boleh banyak-banyak. Kalau pakai daging (kucing) bisa kenyang. Sebelum kamu ke sini pernah (makan kucing),” jawab bapak kos.
“Ada yang tahu?,” tanya pria tersebut.
“Ada, tapi dia enggak apa-apa. Kan pernah di jalan mukul anu di jalan. Pernah orang lewat, tahu. Enggak dipotong, dipukul gitu,” timpal bapak kos.
Pada saat ditanya polisi, Nuryanto (62) juga blak-blakan menjelaskan caranya mengolah daging kucing.
Bahkan, dia juga memberikan testimoni soal rasa daging kucing tersebut.
“Masaknya tinggal direbus pakai penanak nasi (magic com). Satu ekor kucing bisa habis tiga hari. Soal rasa dagingnya enak," kata Nuryanto dikutip pada Jumat (9/8/2024).
Awal Mula Bapak Kos di Semarang Mengonsumsi Daging Kucing
Inilah awal mula bapak kos di Semarang itu mengonsumsi daging kucing. Pria yang kini berusia 62 tahun ini mengaku mengidap penyakit diabetes sejak 8 tahun lalu atau tepatnya saat dia berusia 54 tahun.
Tahu akan penyakit yang dideritanya, Nuryanto pun pergi berobat ke dokter.
“Saya sempat berobat ke dokter di Gunungpati. Namun, tidak diberi obat," ungkapnya.
Load more