“Maksudnya, misalkan ada center penelitian di Australia, Amerika, China, dan Asia yang menelitinya dan hasilnya sama. Nah, itu baru menjadi rekomendasi. Tapi, kan belum ada yang menunjukkan hasil yang seperti itu hingga saat ini,” bebernya.
Jadi kalau belum ada rekomendasi dari asosiasi misalkan terkait infertilitas ini dari ahli antropologi atau ada kolegium antropologinya, itu tidak bisa direkomendasikan sama sekali.
Dan sampai hari ini tidak ada rekomendasi dari kolegium antropologi yang menyatakan untuk melarang penggunaan air galon Polikarbonat.
“Jadi, kalau di kedokteran itu selalu kita berdasarkan evidence based yang sifatnya orang banyak dan yang sudah terbukti di seluruh wilayah. Sehingga itulah jadi rekomendasi. Tapi, sebelum ada rekomendasi itu maka kita tidak bisa menganggap itu dilarang atau berbahaya,” ungkapnya.
Makanya, terkait isu air galon Polikarbonat yang dikatakan bisa menyebabkan infertilitas itu belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Istilahnya, belum bisa dijadikan pedoman untuk melakukan pelarangan.
“Karena, kolegium yang mengampu masalah kualitas sperma kalau itu dihubungkan dengan sperma atau dihubungkan dengan se telur, kalau yang obgyn itu kolegiumnya adalah kolegium induk reproduksi dan infertilitas,” ucapnya.
Jadi perlu ada bukti-bukti dari kolegium obgin yang merekomendasikan untuk melarang menggunakan air galon Polikarbonat.
“Tapi, tidak ada rekomendasi tentang itu sampai sekarang dari pihak obgyn,” tutur dia.(lkf)
Load more