Jakarta, tvOnenews.com - Aep disebut-sebut punya dendam kesumat ke para terpidana kasus pembunuhan Vina Cirebon mulai dari Rivaldi hingga Saka Tatal.
Adapun para tujuh terpidana itu kini menerima hukuman penjara seumur hidup. Sedangkan, satu terpidana lainnya sudah bebas dari hukuman penjara.
Dendam Aep kepada para terpidana dibongkar oleh Dede. Dede merupakan salah satu saksi yang memberikan keterangan di BAP terkait kasus pembunuhan Vina Cirebon.
Dede pun menjelaskan awal mula Aep menyimpan dendam kepada mereka. Ternyata Dede dan Aep merupakan teman kerja di tempat steam.
Dede. Dok: Tangkapan layar
Pada suatu hari, saat Dede tidak masuk kerja, Aep bercerita jika dia sempat jadi sasaran pemukulan.
Aep pernah bermasalah dengan anak-anak yang nongkrong di depan SMP yang letaknya dekat dengan tempat steam.
Dede akhirnya tahu Aep dipukuli mereka lantaran dia dan salah satu anak punk bernama Aceng pernah membawa perempuan yang bukan muhrimnya.
Hari-hari berlalu, kasus pembunuhan Vina dan Eky itu pun terjadi. Tanpa mengetahui apa-apa, tiba-tiba Aep meneleponnya untuk mengantarkannya ke Polres sekaligus menjadi saksi.
“Awalnya malam-malam Aep telepon, ‘De antar ke Polres’. Posisi saya di rumah,” kata dia di tayangan YouTube Dedi Mulyadi berjudul Dede Temui KDM - Akui Kesaksian di BAP yang Melahirkan Delapan Terpidana Palsu pada Sabtu (21/7/2024).
Dede mau mengantar Aep ke Polres karena khawatir Aep tidak tahu jalan di Cirebon lantaran teman kerjanya itu merupakan perantau.
Iptu Rudiana. Dok: Istimewa
Namun, ketika Dede memastikan lagi untuk apa Aep ke Polres, Aep menjawab untuk menjadi saksi lantaran anaknya Rudiana meninggal.
Dede yang tidak tahu apa-apa pun diminta untuk ikut-ikut saja.
“Aep bilang, ‘Udah entar ikutin aja’,” ujarnya.
Menurut Dede, Aep dan Rudiana sudah saling bicara satu sama lain. Hal inilah yang membuat Dede bingung.
“Reaksi diminta jadi saksi bingung. Saya ingin enggak mau jadi saksi cuma saya udah di dalam (Polres). Saya bingung, saya takut, saya enggak ngerti hukum,” ujar Dede.
Dede pun semakin bingung lantaran diperintah untuk mengikuti skenario yang sudah dibuat Rudiana dan Aep.
“Sebelum masuk (Polres) dibilang dulu, ‘Kamu bilang lagi nongkrong di warung ada gerombolan anak-anak bawa bambu lempar batu’. Aep dan Rudiana yang ngasih tahu saya,” terang dia.
“Saya tanya Aep kenapa gini. Udah biarin aja katanya. Aep pernah bilang ke saya, ‘Saya kesal sama orang-orang itu karena pernah mukulin saya’,” ujar dia.
Dede menyadari jika perbuatannya salah. Dia mengaku tidak tenang selama ini.
“Dari pas viral ingin berkata jujur. Saya keluar sendirian bisa apa. Sebenarnya saya merasa berdosa. Masuk ruangan terus di BAP. Terus ditanya kamu di warung? Iya. Sesuai skenario BAP. Di BAP satu jam setengah,” terangnya.
Meski demikian, Dede mengatakan dia bukan orang yang diberi upah setelah membuat BAP ini. (nsi)
Load more