Jakarta, tvOnenews.com - Komisi Perdagangan dan Investasi DPR menyuarakan kritik terhadap mulai menguasainya eCommerce China di Indonesia. Pangkalnya bermula, Tiktok kini menguasai kepemilikan di Tokopedia, yang notabene dulu dikenal sebagai eCommerce ‘buatan lokal’.
Dampaknya tidak main-main. Menurut Anggota Komisi VI DPR, Amin Ak, penguasaan platform asing terutama perusahaan asal China cepat atau lambat akan mengancam usaha kecil-menengah.
“Aplikasi TikTok yang menjadi pintu masuk produk asal China ke pasar Indonesia,” kata Amin kepada wartawan, Rabu (26/6/2024).
Menurut Amin, semua pihak harus mengantisipasi untuk memproteksi industri dalam negeri. Tanda-tandanya sudah nyata, PHK massal di Tokopedia baru-baru ini. Bytedance yang sudah mengempit 75 persen saham di Tokopedia, kata alumnus STAN ini, bisa berbuat semaunya demi kepentingan bisnis mereka.
“Tentunya pihak ByteDance akan mengutamakan sistem yang mereka bangun dan kembangkan, termasuk SDM yang sudah cocok dengan sistem mereka. Dan pengoperasian sebagian besar sistem dan teknologi itu tidak perlu dilakukan di Indonesia. Efisiensi biaya operasional perusahaan menjadi alasan utama PHK massal di Tokopedia,” ujar legislator Dapil Jawa Timur IV Fraksi PKS ini.
“Jika tidak diantisipasi secara tegas dengan kebijakan protektif terhadap industri dalam negeri, maka perdagangan digital bisa menjadi ‘mesin pembunuh’ bagi industri lokal, seperti yang dialami (saat ini terjadi) di industri tekstil dalam negeri,” sambung Amin.
Amin juga sudah menduga, Tiktok sudah mulai melakukan penguasaan data dengan digabungnya seller center antar dua perusahaan. Big data, kata Amin, adalah hal sangat penting bagi perusahaan digital, terlebih saat ini yang memegang kendali merupakan raksasa teknologi Tiongkok Bytedance-Tiongkok.
“Investasi besar-besaran ByteDance dengan menguasai 75% saham Tokopedia, tentu saja bukan hanya menjadi alat penetrasi ke pasar Indonesia. Namun juga penguasaan Big Data yang dimiliki Tokopedia dan GoTo (yang didalamnya ada keterlibatan Telkomsel). Bukan hanya sekedar data nomor ponsel, namun juga perilaku konsumen dan pola konsumsi di dalamnya. Dan itu bagian dari strategi market intelligent mereka,” kata Amin.
Sebelumnya diketahui, awal tahun lalu Tiktok resmi mengakuisisi e-commerce Indonesia Tokopedia. Transaksi pun menandai raksasa media sosial asal China itu dapat memulai kembali bisnis belanja online di Indonesia, lewat platform media sosial miliknya. Tiktok menguasai 75 persen saham atau sebagai mayoritas, sekaligus mengendalikan operasional secara penuh.
Di sisi lain, penyatuan platform antara media sosial dan eCommerce terus mendapat perhatian lantaran dianggap masih melanggar Permendag 31/2023. (ebs)
Load more