Cerita Pilu Jemaah Haji Indonesia Plus Ketar-ketir Hingga Terlunta-lunta di Arab Saudi, Terungkap Masalah Ini Ternyata...
- tovic
“Kami kelelahan karena jalan hampir 12 kilometer, berputar-putar tidak jelas di bawah terik matahari yang suhunya 46 derajat celcius. Tidak ada tuntunan dari biro hingga rombongan kami terpisah-pisah. Rombongan kami yang nyasar tidak bisa dikembalikan karena ID card yang kami pakai tidak sesuai. Di ID card tertulis ‘Maktab 116’, disampaikan lisan oleh biro ‘Maktab 111-A’, realitanya yang ada ‘Maktab 111+’ dan itu maktab jemaah lain. Ternyata biro memang tidak menyewakan maktab untuk kami. Akhirnya kami ditampung sementara di Maktab 111,” ungkap jemaah haji perempuan asal Cikarang itu.
Kehilangan Waktu Wukuf
Paling fatal lagi rombongannya kehilangan waktu wukuf di Arafah dan tidak bisa mabit di Muzdalifah.
“Ini akibat paling fatal dunia akhirat. Kondisi kami berantakan di Arafah sampai kami kehilangan momen wukuf dan tidak bisa mabit di Muzdalifah. Fisik kami sangat lelah dan bus yang membawa kami tidak jelas,” tuturnya.
Buruknya pelayanan biro sudah terbaca sejak pertama tiba di Makkah.
Sebab, mereka dijanjikan transit di hotel bintang lima tapi kenyataannya setiba di Makkah mereka diinapkan di WEG Mashaer Hotel, hotel bintang tiga yang berlokasi di Aziziyah. Yang mengkhawatirkan, di hotel ini mereka dijadikan satu dengan jemaah haji lain yang tidak punya visa haji resmi.
“Kami sempat ketar-ketir kalau terjadi apa-apa. Malah muthawif kami yang ditangkap karena tidak dibekali Kartu Nusuk. Untung, kami punya Kartu Nusuk jadi aman. Akibatnya tidak ada pembimbing yang mengarahkan dan mengedukasi kami. Tidak ada kajian yang menambah wawasan spiritual kami," jelasnya.
Dia menambahkan konsumsi yang disediakan biro tidak sesuai standar gizi dan sering tidak tepat waktu.
Saat mau berangkat ke Arafah tidak disediakan sarapan pagi.
Jemaah juga tidak bisa makan siang karena tercecer akibat mencari maktab di Arafah. Air minum tidak disediakan kecuali kalau diminta.
Menanggapi keluh kesah jemaah haji plus tersebut, anggota Timwas DPR RI Wisnu Wijaya mengatakan pihaknya mencatat semua laporan tersebut sebagai temuan Timwas DPR.
Load more