Pada 2013, jumlah impor listrik RI dari Malaysia tercatat "hanya" 3,03 GWh.
Mengingat beberapa waktu lalu, Kementerian ESDM menjelaskan bahwa impor listrik dari Malaysia dilakukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kalimantan Barat.
Adapun, pasokan listrik tersebut berasal dari perusahaan listrik Malaysia yaitu Sarawak Electricity Supply Corporation (SESCO), anak usaha Sarawak Energy Berhad.
SESCO mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), sehingga harga listrik jauh lebih murah, dibandingkan suplai dari area Kalimantan Barat yang masih menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis High Speed Diesel (HSD).
Kemudian, bila dilihat dari rincian data impor listrik RI dari Malaysia selama 10 tahun terakhir ini, sebagai berikut:
2013: 3,03 GWh
2014: 8,99 GWh
2015: 12,75 GWh
2016: 692,70 GWh
2017: 1.119,47 GWh
2018: 1.495,89 GWh
2019: 1.683,12 GWh
2020: 1.553,00 GWh
2021: 972,73 GWh
2022: 797,38 GWh
2023: 892,91 GWh. (aag)
Load more