Peringati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional, IBCSD Gelar Dialog Bisnis Menuju Nature Positive Economy
- Istimewa
Sebagai pembicara utama dalam acara ini dari sektor pemerintah, yakni Dr. Badiah, S.Si, M.Si.
Melalui paparannya, Badiah menggarisbawahi bahwa Indonesia dengan kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat melimpah, perlu mengedepankan prinsip-prinsip berkelanjutan dalam pemanfaatannya.
Tujuannya agar tidak terjadi kerusakan atau degradasi populasi sesuai dengan peraturan perundangan.
"Sehingga perlu adanya kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, terutama dalam pengembangan mekanisme pendanaan berkelanjutan, bioprospeksi, hingga penggunaan teknologi terbaru dalam upaya konservasi," jelasnya.
Selaras dengan itu, pembicara utama dari sektor bisnis, Shinta Widjaja Kamdani menekankan bahwa risiko kehilangan alam dan keanekaragaman hayati bagi perekonomian global.
"Berdasarkan penelitian dari PwC tahun 2020, nilai kerugian dari dampak buruk kerusakan lingkungan mencapai USD 8.2 triliun per tahun sampai 2050," kata Shinta.
Shinta juga menjelaskan ada 4 langkah aksi bisnis tingkat tinggi yang didorong oleh koalisi dan asosiasi bisnis tingkat global, yang dapat menjadi pembelajaran oleh pelaku bisnis di Indonesia, yakni A-C-T-D (Asses, Commit, Transform, Disclose).
Acara dilanjutkan dengan diskusi panel yang dimoderatori oleh pembawa acara.
Panel ini menghadirkan narasumber dari berbagai sektor, seperti Anggi Pertiwi Putri selaku Perencana Direktorat Lingkungan Hidup Bappenas, Pallavi Kavita selaku Asia Lead of Business for Nature.
Selanjutnya, Indah Budiani selaku Direktur Eksekutif IBCSD, dan Ahfi Wahyu Hidayat selaku Spesialis Konservasi Hutan dan Perubahan Iklim TFCA Kalimantan Yayasan KEHATI.
Setiap narasumber membagikan wawasan mereka tentang bagaimana bisnis dapat berkontribusi untuk menghentikan dan membalikkan kerusakan alam.
Dialog ini diperkaya dengan adanya informasi terbaru mengenai Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia dari perwakilan Bappenas.
Kemudian, panduan bagi bisnis untuk menghentikan dan membalikkan kehilangan alam, peran bisnis dalam aksi keanekaragaman hayati dari Business for Nature, dan pelajaran yang dapat dipetik dari melibatkan bisnis dalam upaya keanekaragaman hayati dari IBCSD dan Yayasan KEHATI.
Acara diakhiri dengan ajakan untuk mengambil tindakan nyata, dengan menekankan bahwa upaya kolaborasi sangat penting untuk mencapai ekonomi yang positif bagi alam untuk semua pada tahun 2030. (raa)
Load more