Sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), Ceria Group yang merupakan PMDN telah menunjukkan komitmen nyata dalam hilirisasi nikel di Indonesia dengan membangun smelter nikel Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) & High-Pressure Acid Leach (HPAL).
CEO Ceria Group Derian Sakmiwata mengungkapkan, layanan REC dari PLN ini memberikan kepastian pasokan listrik bagi Ceria Group sebagai pelanggan utama PLN untuk menggunakan energi bersih di seluruh rantai industrinya.
Hal ini sejalan dengan Roadmap Ceria Group untuk menjadi global player dalam green industry khususnya dalam memproduksi green nickel product dan baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle /EV) yang berbasis pada Environmental, Social, and Governance (ESG).
“Target pasar Ceria Group tidak hanya di Asia tetapi akan menjangkau Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Karena itu, kami mengapresiasi layanan REC PLN ini, dimana Ceria Group akan menggunakan 100% listrik dari energi terbarukan. Hal ini telah menjadi komitmen kami untuk menyediakan green nickel product berkualitas tinggi dan menunjukkan bahwa tidak terdapat carbon foot print pembangkit listrik dari batubara dalam seluruh proses produksi smelter kami,” jelas Derian.
Derian menambahkan, penggunaan sertifikat REC oleh Ceria Group nantinya akan meningkat secara bertahap dari sekitar 80.000 Unit di tahun 2024 menjadi 2,2 juta unit di tahun 2030.
Adapun Penyesuaian Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) antara PLN dan Ceria Group dengan total kapasitas 414 MVA atau sekitar 352 MW, merupakan penyempurnaan terkait aspek teknis dan administratif dari PJBTL yang telah ditandatangani di tahun 2018. Pasokan listrik akan mulai dialirkan secara bertahap mulai pertengahan tahun 2024.
PLN akan menyediakan tambahan daya listrik dengan menggunakan Barge Mounted Power Plant (BMPP) atau Pembangkit Listrik Terapung berbahan bakar gas dengan kapasitas 2 x 60 MW dengan fasilitas jetty dan fasilitas pendukung di area Ceria yang akan dibangun oleh PT PLN Indonesia Power (IP).
Load more