Disinilah yang disesalkan oleh Aprianto dan keluarganya. Saat itu tidak ada satupun pengelola wahana permainan air itu yang datang untuk menolong, padahal isterinya sudah berteriak-teriak histeris minta tolong.
"Saya kemudian langsung mengangkat tubuh keponakan saya itu, dan berlari keluar untuk membawanya ke puskesmas. Untungnya saat sudah diluar gedung ada seorang pengunjung yang membantunya pergi ke puskesmas," kenang Aprianto.
Namun sesampainya di puskesmas, ternyata tidak ada dokter disana, cuma ada seorang perawat saja dan menyarankannya agar secepatnya membawa korban yang sudah dalam kondisi kritis pergi ke RSUD Dr. Murdjani Sampit.
Ia kemudian berlari ke jalan dan berusaha mencegat kendaraan yang lewat. Untungnya ada sebuah mobil pick up yang berhenti dan segera menaikannya bersama korban di bak belakang menuju ke rumah sakit.
"Saat menuju puskesmas dan rumah sakit, keponakan saya masih sempat beberapa kali menyebutkan kalimat mama, dan saat hampir tiba di rumah sakit, tubuhnya terasa langsung melemah dan tidak bernapas lagi," ujarnya sambil menangis sesegukan mencerikan kejadian ini.
Sementara itu paman korban lainnya bernama Marudin Jhody, mengaku sangat menyesalkan sekali dengan sikap dari pihak pengelola yang tidak ada upaya sama sekali untuk memberikan pertolongan saat keponakannya tengah menghadapi sakaratul maut.
"Kami akan menuntut pengelola Sampit Waterpark secara hukum, karena kami melihat peristiwa ini terjadi akibat kelalaian dari mereka,. Saya selaku perwakilan keluarga sudah melaporkan kejadian ini ke Polres Kotim dan berharap kasus ini agar diusut tuntas," tegas Jhody.
Load more