Sering Lebaran Duluan, Warga Sekitar Mbah Benu Sebut Jemaah Masjid Aolia Sudah Ada Sejak Lama dan Hidup Berdampingan dengan Masyarakat
- Istimewa
Dalam tesis tersebut dijelaskan tentang biografi Mbah Benu. Mbah Benu memiliki nama lengkap Raden Ibnu Hajar Shaleh Pranolo.
Mbah Benu lahir di Pekalongan pada Sabtu Pon 28 Desember 1942. Dia besar di Solotiang, Maron, Purworejo.
Setelah drop out pada semester akhir dari Fakultas Kedokteran (FK) UGM, tesis ini menuliskan Mbah Benu menetap di Giriharjo, Kecamatan Panggang sejak 27 Juli 1972.
Mbah Benu memutuskan keluar dari FK UGM karena tidak mau memakan uangnya orang sakit, orang menderita dan orang meninggal.
Mbah Benu pun memutuskan untuk menetap di daerah Gunungkidul untuk mengikuti calon istri yang waktu itu bertugas sebagai bidan di Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul.
Jemaah Aolia Lebaran lebih awal. Dok: Andreas Fitri Atmoko-Antara
Mbah Benu juga diketahui ngaji langsung kepada ayahnya, yaitu Kiai Soleh bin KH. Abdul Ghani bin Kiai Yunus.
Ayahnya merupakan lulusan berbagai pesantren besar di Jawa dan Madura seperti Krapyak, Termas, Lirboyo, Madura. Bahkan, merupakan salah satu murid Mbah Kholil Bangkalan, Madura.
Mbah Benu sempat menjadi perbincangan akhir-akhir ini. Pasalnya, dia dan jemaahnya melakukan salat Idul Fitri lebih awal pada Jumat, 5 April 2024.
Penetapan lebih awal ini jauh dari ketentuan oleh Pemerintah yang kemungkinan baru tanggal 10 atau 11 April 2024.
Mbah Benu mengaku keputusan tersebut diambil berdasarkan dirinya yang langsung menelepon Allah SWT.
“Tidak pakai perhitungan (rukyat atau hisab). Saya telepon langsung kepada Allah Ta’ala,” ujarnya kepada awak media Jumat (5/4/2024) lalu.
Dalam sambungan telepon itu, Mbah Benu mengaku diperintah langsung untuk melaksanakan lebaran pada 5 April 2024 atau 25 Ramadhan 1445 Hijriah.
“Ya Allah kemarin tanggal 4 malam. Ya Allah ini sudah 29. 1 Syawal-nya kapan? Allah Ta’ala ngediko tanggal 5,” kata Mbah Benu. (ant/nsi)
Load more