Jakarta, tvOnenews.com - Komandan Kodim (Dandim) 05/07 Kota Bekasi, Kolonel Arm Riko Sirait membenarkan peristiwa tewasnya Praka Supriyadi (Praka S) di Jalan Pangkalan 5, Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (30/3/2024) dini hari pukul 03.30 WIB.
Praka Supriyadi diduga menjadi korban begal.
"Iya benar, pada hari Jumat tanggal 29 Maret 2024 pukul 03.30 WIB telah ditemukan tergeletak dalam keadaan berlumuran darah di Ciketing udik Bantargebang, menggunakan kendaraan roda dua," ujar Dandim Kolonel Arm Riko Sirait.
Rico Sirait mengatakan, Praka S mengembuskan nafas terakhir setelah mendapat perawatan di UGD RSUD Kota Bekasi.
"Diterima pihak UGD RSUD kota Bekasi, korban langsung ditangani, namun korban tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia," imbuh Rico.
Rico menuturkan, anggota TNI AD yang bertugas di satuan Pomdam III/Siliwangi ditemukan bersimbah darah karena mengalami luka pada bagian kepala belakang dan luka di lengan.
Praka S pertama kali ditemukan oleh warga sekitar yang melapor ke kepolisian bahwa ada peristiwa kecelakaan.
"(Praka S) menggunakan kendaraan roda dua. Laporan diterima dari warga bahwa ada korban kecelakaan, kemudian dicek oleh petugas," tuturnya.
Rico juga membenarkan bahwa Praka S masih sempat komunikasi dengan warga sebelum dibawa ke RSUD Kota Bekasi.
Setelah korban dinyatakan meninggal dunia, pihak petugas keamanan rumah sakit melaporkan itu ke Pos Penjagaan Markas Kodim 0507/Bekasi.
Hingga kini, penyebab kematian Praka S masih diselidiki dan kasusnya diserahkan ke Polisi Militer Kodam III/Slw selaku satuan korban.
"Tindaklanjut kami serahkan ke Polisi Militer Kodam III/Slw selaku satuan korban. Proses investigasi di lokasi kejadian masih berjalan bersama dengan pihak kepolisian," ujar Rico.
Habib Bahar tak kuasa menahan emosi dan rasa sakitnya, setelah mengetahui salah satu muridnya Praka Supriyadi. yang bertugas sebagai prajurit TNI diduga dibunuh.
Dilihat dari tayangan YouTube Sayyid Bahar Bin Sumaith Official, kesedihan terlihat saat Habib Bahar mendatangi kediaman almarhum.
Sambil menggendong bayi korban, Bahar berjanji akan turun tangan mengawal kasus dugaan pembunuhan ini hingga tuntas.
Sebab, menurut Habib Bahar, Praka Supriyadi adalah santri atau murid yang baik.
"Almarhum baru saja datang ke pesantren sebelum menikah, minta izin, katanya mau menikah, doakan saya, alhamdulillah sekarang saya punya anak," kata Habib Bahar sambil menggendong bayi mungil Praka Supriyadi.
Di hadapan keluarga dan istri almarhum, Habib Bahar kemudian berjanji akan memantau kasus dugaan pembunuhan ini hingga tuntas.
Ia tidak yakin Praka Supriyadi meninggal karena kecelakaan. Intinya harus diusut tuntas, tidak bisa diabaikan.
“Karena mendiang Supriyadi tidak hanya berjuang untuk negara, tapi beliau juga seorang pejuang agama dan beliau adalah murid saya, maka saya tidak akan membiarkan kasus ini dibiarkan begitu saja,” ujarnya.
“Saya berjanji kepada almarhum, gadis yang saya gendong. Ana yakin dia jelas-jelas dibunuh, dan kami akan terus mengawasinya.
Saya berjanji kepada Anda sebagai istrinya bahwa saya akan menemui pembunuhnya,” lanjut Habib Bahar.
Habib Bahar bersumpah akan mengusut tuntas kematian muridnya, prajurit TNI bernama Praka Supriyadi.
Pengasuh Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin menduga korban dibunuh.
"Karena kami curigai ini bukan kecelakaan, pasti dibunuh secara brutal," katanya dikutip dari tayangan YouTube Sayyid Bahar bin Smith.
Kepada pihak kepolisian, khususnya Polda Metro Jaya, Habib Bahar meminta mengusut tuntas kasus ini.
"Kami menduga Praka Supriyadi dibacok dan dibunuh, bukan karena kecelakaan," jelasnya.
Habib Bahar pun berjanji akan ikut mengusut kasus yang dialami muridnya tersebut.
“Saya tidak bisa membiarkan begitu saja, saya Bahar bin Smith, saya akan selidiki hingga tuntas, sampai saya menemukan pelakunya.
Almarhum adalah orang baik, orang shaleh yang dekat dengan ulama, bersama Nabi,” kata Bahar. (ebs)
Load more