Ada Ancaman Mengerikan di Laut Jawa, BMKG: Ini Jarang Terjadi, Perlu Perhatian

Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono meminta pakar kebumian untuk melakukan kajian tentang potensi gempa bumi yang bersumber di Laut Jawa.

Menurutnya, kajian ini dilakukan guna menyiapkan skema mitigasi ke depan apabiila terjadi lagi.

"Ini jarang terjadi ya di Laut Jawa dengan magnitudo yang cukup signifikan mencapai 6,5 dan menjadi perhatian dari pakar kebumian," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono di Pasaman, Minggu (24/3/2024).

Rahmat juga menilai, kajian pakar kebumian tersebut untuk melihat sejauh mana potensi yang bisa saja terjadi di Laut Jawa terkait aktivitas kegempaan.

"Jadi, kajian ini untuk melihat berapa potensi magnitudo maksimum di sana," terang dia.

Hal tersebut ditujukan untuk menyiapkan langkah mitigasi apabila terjadi kemungkinan terburuk seperti gempa bumi yang bisa saja disusul gelombang tsunami.

Apalagi, dari kajian yang ada, ancaman tsunami selama ini hanya diketahui di Pantai Selatan Jawa, Pantai Barat Sumatera dan lain sebagainya.

Namun, khusus di pantai utara, BMKG tergolong minim menyampaikan adanya potensi rawan tsunami.

Apabila terdapat potensi sumber gempa yang besar, namun mekanismenya mendatar, potensi terjadinya tsunami tergolong kecil jika dibandingkan sesar naik.

"Intinya dari kejadian kemarin menjadi upaya bersama masyarakat Jawa Timur, khususnya bagian utara, ada ancaman gempa dangkal yang berarti dampaknya merusak," ungkapnya.

Selama ini BMKG melaporkan aktivitas kegempaan di bagian utara lebih didominasi gempa dalam. Artinya, dampak kerusakan yang ditimbulkan lebih kecil.

Sementara itu, peneliti Senior Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS, Amien Widodo menambahkan gempa magnitudo 6,5 yang berpusat pada 132 kilometer Timur Laut Tuban dipicu sesar aktif di Laut Jawa.