Jakarta, tvOnenews.com - Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Lalu Muhammad Iqbal memastikan akan mendalami dugaan yang mengatakan ada 10 WNI yang menjadi tentara bayaran Rusia.
Upaya pendalaman kasus tersebut nantinya akan bekerja sama dengan pihak KBRI Moskow dan KBRI Kyiv.
"Ya, kami melalui dalam hal ini Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Moskow dan KBRI Kyiv akan mendalami lebih jauh informasi ini," ungkap dia, kepada media lewat video singkat, di Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Akan tetapi, Iqbal menegaskan informasi terkait data 10 WNI tersebut pihak Kemlu RI tidak memilikinya.
"Tapi kalau ditanyakan datanya silakan tanya ke pihak Rusia langsung," tandas dia.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa pihaknya mencatat dan mendata semua tentara bayaran asing yang tiba di Ukraina untuk berpartisipasi dalam pertempuran.
Dalam data yang dipublikasikan Kedutaan Besar Federasi Rusia di Republik Indonesia, pada Jumat, 15 Maret 2024, tercatat bahwa Indonesia menjadi salah satu negara penyumbang tentara bayaran asing ke Ukraina.
"Indonesia 10, dimusnahkan 4," tulis Kedubes Rusia.
Sejak 24 Februari 2022, tercatat sekitar 13.387 tentara bayaran asing telah memasuki Ukraina.
Sementara itu, telah dikonfirmasi bahwa sekitar 5.962 tentara bayaran asing berhasil dimusnahkan. Polandia menjadi penyumbang tentara bayaran paling banyak.
"Sekitar 2.960 memasuki Ukraina dan sekitar 1.497 dihancurkan," menurut mereka.
Selain itu, 1.042 tentara bayaran Georgia memasuki Ukraina, dan sekitar 561 dihancurkan.
491 orang tentara bayaran AS tewas dalam pertempuran, dari sekitar 1.113 orang yang terbang ke Ukraina.
Sementara itu, sebanyak 40 persen tentara bayaran Kanada dihancurkan (422 dari 1.005 orang).
Perlu dicatat bahwa Prancis, meskipun menyangkal kehadiran tentara bayarannya di Ukraina, mereka telah kehilangan 147 tentara bayaran dari 356 orang. (agr/muu)
Load more