tvOnenews.com - Mantan preman Tanah Abang yang disegani pada masanya, Rosario de Marshall atau dikenal dengan nama Hercules memberikan klarifikasi soal kasus pemerasan dan penguasaan lahan yang pernah menjeratnya.
Nama Hercules kembali menjadi ramai menjadi sorotan beberapa waktu belakangan ini, lantaran Ketua Umum Ormas Gerakan Rakyat Indonesia Baru (BRIB) ini diajak duel oleh Jawara Garut.
Hal ini berawal dari viralnya sebuah video yang beredar luas di media sosial twitter atau X, video ajakan duel yang diutarakan seorang pria yang menyebut dirinya sebagai Abah.
Hercules. (Antara)
Tak tanggung-tanggung pria tua dengan janggut panjang berwarna putih itu dengan tegas menantang duel Hercules secara terbuka satu lawan satu.
Seiring ramainya video ajakan duel itu, banyak juga yang penasaran akan sosok Hercules sebagai penguasa Tanah Abang.
Penjelasan Hercules soal kasus pemerasan dan Brigjen Hengki Haryadi
Dalam wawancara bersama Karni Ilyas, Hercules mengatakan bahwa dirinya tidak pernah berbuat kejahatan.
Meski banyak tudingan hingga tuduhan yang mengarah kepada dirinya, seperti kasus pemerasan, dan penyerobotan tanah atau penguasaan lahan.
"Saya orang paling prinsip, saya ini tidak bisa dibeli orang mendzolimi orang, kalau orang kasih kepercayaan ke saya, dan mati pun saya tidak akan takut untuk mengkhianati orang kasih kepercayaan," ucapnya dilansir Youtube Karni Ilyas Club.
"Tapi kan saya selalu dijerat oleh hukum seolah-olah turun ditangkap, terus bahwa premanisme kriminal, diproses, dan diperiksa terus ya dikemas, untuk saya dimasukkan ke meja hijau," imbuhnya.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Hengki Hariyadi.
Pada Karni Ilyas, Hercules mengaku bahwa sampai proses persidangan pun, tidak ada bukti untuk kasus yang menjeratnya.
"Bukti itu tidak ada, panggil kelurahan bawa buku itu, dan itu terdaftar (surat). Tapi kita kembali lagi kan, hukum kita di republik ini kan seperti itu," jelasnya.
Dirinya juga membantah soal kasus pemerasan yang dituduhkan kepadanya, di mana saat itu Hengki Haryadi sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat.
"Kan dua kali pemerasan (dituduhkan), yang pertama pakai notaris, kita perjanjian pakai notaris, notaris sudah tuangkan (perjanjanjian) segala macam, udah kesepakatan, kerja," ujarnya.
"Itu notaris kan badan hukum, kerja udah selesai, sesuai dengan kesepakatan perjanjian notaris. Tentu upah saya dibayar dong, kan saya terima.
Ia menyebut nama Brigjen Hengki Haryadi yang saat itu bertugas sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat.
"Kalau saya terima upah pekerja, perjanjian pakai notaris itu dianggap uang kejahatan. Saya minta kepada saudara Hengki Haryadi sebagai Kapolres memanggil dulu notaris itu untuk diperiksa," ujarnya.
"Kalau memang itu uang kejahatan, tanya dulu kepada notaris, loh kenapa Anda sebagai badan hukum notaris, kok uang kejahatan tapi kok Anda mau memakai badan hukum notaris untuk bikin kesepakatan itu," jelasnya.
Acara bincang Karni Ilyas yang mengundang Hercules.
Hercules menerangkan bahwa kalau itu dianggap sebagai uang kejahatan, dirinya bertanya ke penyidik dan kepada Hengki Haryadi.
"Kepada Kapolres Jakarta Barat, kalau memang itu dia bilang uang kejahatan, notaris dulu ditahan baru boleh saya ditahan," jelasnya.
Pada kesempatan bincang itu juga, Ketua Umum Ormas GRIB (Gerakan Rakyat Indonesia Baru) mengaku tidak pernah merasa berbuat kejahatan.
Karni Ilyas bertanya kepada Hercules bahwa apakah ada perubahan dari dirinya setelah menjalani hukum penjara.
"Saya selama ini Pak Karni, saya ini orang berprinsip, saya selalu berpihak kepada orang susah, saya tidak pernah lihat orang susah," ujarnya.
"Dari dulu pak Karni, dari tahun 90, saya mualaf saya masih di Tanah Abang, saya sudah bergelut nafkahin anak yatim piatu, dhuafa, uang-uang saya dari halal itu saya selalu berbuat (sedekah) itu," jelasnya.
Jika ada yang mengatakan bahwa Hercules berubah dari orang tidak baik hingga menjadi insaf berubah menjadi orang yang lebih baik.
"Ya tidak apa-apa, di rumah saya itu Pak Karni, sudah bertahun-tahun setiap malam jum'at itu penuh dengan anak yatim piatu, dan sampai sekarang ini," paparnya.
"Abis jumatan itu, istri saya memberi makan orang-orang yang di kolong jembatan, yang mengamen, yang minta-minta, minimal itu 300 orang, itu istri saya Pak Karni," tuturnya.
Jadi jika ada yang tudingan mengarah kepada Hercules bahwa kini telah insaf.
"Jadi kalau orang bilang saya insaf, saya harus begini, saya merasa enggak pernah berbuat kejahatan, karena belum pernah namanya saya diadili di meja hijau, dan dituntut masalah kejahatan," imbuhnya.
"Kalau masalah gitu, saya paling takut, padahal kalau saya mau ini, anak buah saya juga ribuan, saya disini pun, saya pencet HP, sebentar 500 orang itu, saya hitung 10 menit, 500 orang itu sudah di depan," ujarnya.
"Kalau saya udah bilang hantam, wah itu udah pasti datang (lakukan), tapi kan bukan itu, karena saya selelu jalan benar," pungkasnya. (ind)
Load more