Jakarta, tvOnenews.com - Masyarakat dihebohkan dengan pemberiataan soal kasus bullyying yang menyeret anak pembawa acara tersohor, Vincent Rompies.
Bahkan, baru-baru ini, Teuku Zacky mengunggah cerita kronologi bullying atau perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah internasional, Serpong, Tanggerang, melalui instgaramnya.
Pria asal Aceh ini mengatakan diunggahannya sebelum kabar tersebut ramai di media sosial.
"Telah terjadi baru-baru ini di lingkungan internasional, hal yang sangat serius dan tidak bisa dianggap sepele. Jaga anak-anak kita jangan sampai menjadi korban atau pelaku bullying yang sangat membahayakan dan mengancam nyawa anak yang dititipkan di sekolah yang kita pilih dan percaya untuk mendapatkan pendidikan yang baik," demikian unggahan Teuku Zacky di Instagram, dikutip Selasa (20/2/2024).
Dalam unggahan tersebut, Teuku Zaky menceritakan kronologi perundungan berdasarkan informasi yang ia dapat dari ibu salah satu korban.
Ia katakan, bullying tersebut dilakukan oleh sekelompok geng di sekolah tersebut. Geng tersebut melakukan hal tercela itu dengan dalih sebagai tes fisik untuk bisa masuk ke geng itu.
"Cerita yang saya dapatkan ini dilakukan oleh sekelompok geng anak sekolah tersebut kepada adik kelasnya yang katanya dilakukan sebagai 'tes fisik' untuk masuk ke geng tersebut," tulisnya.
Sambungnya menjelaskan, kejadian tersebut bermula pada 2 Februari 2024, korban diikat di sebuah tiang. Korban kemudian mendapat perundungan dari senironya dengan cara dicekik, mendapat pukulan di bagian belakang tubuhnya menggunakan kayu hingga pemukulan di area perut.
"Tanggal 2 Februari korban dipiting, dicekik, diikat di tiang, ditendangin, diludahin bergantian, disundut pakai rokok badannya, dipukul pakai kayu dari belakang, dihajar perutnya dan ditonton banyak orang dan banyak lagi yang diceritakan oleh ibu dari korban ini," ungkapnya.
Perundungan yang terjadi pada korban kembali berlanjut pada 13 Februari. Korban kembali mengalami perundungan, dengan disundut menggunakan korek api.
"Tanggal 13 Februari sebelum pemilu, dihajar lagi dan tangannya dibakar pakai korek api yang dipanasin, dan kejadian ini divideokan (ibu korban telah memegang videonya sebagai bukti)," ucapnya.
Berdasarkan penuturan ibu korban, kata Teuku Zacky, genk tersebut akan kembali melakukan hal serupa pada Kamis (15/2/2024). Untungnya, hal tersebut bisa digagalkan setelah ibu korban bertindak.
Dijelaskan juga bahwa alasan korban tak mau melapor selama ini lantaran diancam. Pelaku disebut akan mengancam, jika korban melapor, adiknya akan mendapatkan perlakuan serupa bahkan lebih sadis lagi.
"Genk ini menyubutkan kalau hal tersebut baru pemanasan dan akan berlanjut di hari Kamis. Untungnya ibu korban ini keburu mengetahui dan langsung bertindak. Korban ini tidak melawan karena diancam kalau melapor dan melawan adiknya yang kelas 6 SD akan dianiaya, dilecehkan dan bahkan diancam dibunuh," ujarnya.
Namun, saat aksi mereka pada tanggal 13 Februari tersebut ketahuan, bukannya kapok, pelaku malah berencana akan melakukan aksi yang lebih sadis lagi.
"Lalu tanggal 13 karena ketahuan menceritakan kepada salah satu keluarganya, lalu korban ini dibakar kulitnya. dan genk ini merencanakan akan ada part 2-3 yang akan menggunakan pisau," ungkap Teuku Zacky.
Pesinetron itu juga menceritakan pemukulan yang terjadi membuat korban harus dilarikan ke rumah sakit.
"Pemukulan ini menjadi sangat parah, sehingga korban sampai harus dirawat di rumah sakit. Korban mengalami memar di sekujur kulitnya. Korban merahasiakan ini jika tidak akan melakukan hal buruk dan kejadian lainnya. Dokter yang menanganinya ini juga terheran korban masih bisa selamat," ucapnya.
Dalam unggahan tersebut, dijelaskan juga alasan pelaku melakukan tindak kekerasan karena ingin membentuk mental korban menjadi lebih kuat.
"Awal masalahnya apa? Disebutnya ini hanya sebagai penataran agar mentalnya kuat!!!" pungkasnya.
Teuku Zacky juga mengindentifikasi pelaku perundungan yang terjadi pada siswa junior di sekolah internasional tersebut.
Sambungnya menyampaikan, bahwa pelaku perundungan adalah sekumpulan geng yang disebut Geng Tai.
Kelompok ini disebut sering bergaul di sebuah warung dekat sekolah mereka. Saat berkumpul, anak-anak di kelompok ini juga sering melakukan hal menyimpang.
"Anak anak ini menamai genknya GENG TAI (GT) subkultur ini bergaul di sebuah warung kecil dekat sekolah untuk melakukan hal menyimpang yanng mungkin mengandung unsur kriminal seperti kekerasan, merokok di bawah umur, vaping. Dalam subkulutur ini senior kelas 12 disebut Agit, mereka mengendalikan semua yang ada di geng. Kelompok ini diketahui sudah 9 generasi dan dimulai dari tingkat SMA," bebernya.
"Agit ini merekrut anggotanya dengan imbalan yang bervariasi, seperti ditawari uang, akses tempat parkir, lalu imbalan status di sekolahnya. Namun untuk masuk geng ini harus melewati beberapa ujian dulu, salah satunya hukuman dan pelecehan sebagai ujian kelayakan sebagai anggota geng," pungkas Teuku Zacky. (aag)
Load more