Jakarta, tvOnenews.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin ini menyindir seseorang yang dia panggil "opa-opa", sebab ikut berdebat dan membantah pernyataannya saat Debat Cawapres, 21 Januari yang lalu.
Perlu diketahui, pada Debat Cawapres saat itu, Cak Imin memang sempat terlibat adu argumen dengan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka perihal hilirisasi nikel dan dampak buruk ekologis.
"Yang debat siapa, yang bantah orang lain," ujar Cak Imin, di Jakarta Selatan, dikutip Senin (29/1/2024).
Tak segan-segan, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini pun menyinggung Gibran yang mengandalkan orang lain, yakni opa-opa untuk membantah data yang dipaparkan oleh Cak Imin saat debat kemarin.
"Kalau kamu yang debat sama saya, ya, kami yang harus bantah. Jangan minta tolong orang lain untuk membantah pendapat saya. Jangan pernah ngaku pemuda kalau kamu bersembunyi di balik ketiak para opa-opa yang lain," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan giliran merespon pernyataan Cawapres 01 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang menyebut program hilirasasi ugal-ugalan dan tidak membawa kesejahteraan masyarakat.
Luhut mendadak membuat sebuah video yang diunggah melalui Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan merespons isu yang berkembang pascadebat cawapres yang digelar KPU, Minggu (21/1/2024) lalu.
Menurut Luhut, pernyataan Cak Imin soal program hilirisasi ugal-ugalan tersebut tidak sesuai fakta di lapangan.
"Saya pengin sebenarnya mengundang Muhaimin tuh berkunjung ke Weda Bay, ke Morowali (Sulawesi Tengah) untuk lihat sendiri seeing is believing, daripada Anda berbohong kepada publik," kata Luhut dilansir, Kamis (25/1/2024).
Dia menilai kebohongan yang ditunjukkan Muhaimin Iskandar soal hilirisasi ialah perbuatan yang tidak benar.
Menurutnya, Cak Imin yang berbicara ke publik dengan kebohongan tersebut tidak bisa dikatakan hal baik.
"Itu satu karakter yang enggak bagus untuk mencapai suatu posisi Anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi," tegasnya.
Selain itu, Luhut mengungkap data kemiskinan di Sulawesi Tengah, dampak hilirisasi yang dijalankan pemerintah saat ini.
"Kalau kita lihat data tahun 2015 itu kemiskinan di sana 14,7 persen. Nah, data tahun 2023 itu 12,4 persen. Jadi, turun kemiskinan di sana itu dari 14,7 ke-12,4 persen. Itu apa? Ya, karena apa pertumbuhan ekonomi di sana. Kemudian kalau di Morowali kita lihat di tahun 2015 itu 15,8 persen kemiskinannya dan 2023 ini kita lihat 12,3 persen kemiskinannya," ujarnya.
Dengan demikian, Luhut menuturkan dengan data tersebut, terjadi perbaikan soal hilirisasi pemerintah.
Namun, dia mengaku dengan hasil tersebut, pemerintah menargetkan hal yang lebih besar karena tidak puas dengan pencapaian saat ini. (agr/ree)
Load more