Bekasi, Jawa Barat - Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, meninjau kondisi RSUD Chasbullah Abdulmadjid (CAM), Kota Bekasi yang dalam beberapa pekan terakhir dipenuhi pasien covid-19, Sabtu pagi (26/6/2021). Menurut Effendi saat ini RSUD CAM tidak mampu lagi menampung pasien yang terus datang meskipun saat ini RSUD sudah menambah ruang perawatan Covid-19.
Wali Kota mengakui, saat ini terjadi peningkatan kasus yang luar biasa, tetapi pihaknya belum bisa memastikan apakah lonjakan kasus disebabkan masuknya varian baru atau tidak.
Saat ini angka keterisian tempat tidur di Kota Bekasi sudah mencapai 80 persen.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi berencana menambah ruang isolasi Covid-19 di rumah sakit swasta dan memaksimalkan Stadion Patriot untuk perawatan Covid-19. Tenda darurat juga rencananya akan ditambah di rumah sakit tipe D.
Untuk mengantisipasi membludaknya pasien Covid-19 di RSUD CAM, Lelaki yang akrab disapa Bang Pepen itu meminta adanya penyekatan di tingkat RT/RW untuk dapat menyeleksi warga yang perlu dirujuk ke rumah sakit atau tidak.
"Yang ke rumah sakit itu adalah hasil seleksi dari tim dari posko, posko RW, posko kelurahan, itulah yang direkomendasi bahwa dia punya komorbid, dia punya penyakit seperti gula, jantung," ujar Effendi.
Pihak puskesmas juga diminta sigap mengunjungi rumah warga yang bergejala untuk dilakukan tes PCR.
Sementara Direktur Utama RSUD CAM Kusnanto Saidi, mengatakan jumlah pasien yang datang ke RSUD telah melebihi kapasitas tempat tidur yang tersedia.
400 tempat tidur yang disediakan untuk pasien Covid-19 saat ini sudah terisi penuh.
"Sekarang ruang gedung A yang kita sediakan sudah mulai penuh, kemudian ruang IGD juga mulai terisi juga untuk rawat inap Covid-19," ungkap Kusnanto.
Pihak RSUD juga sudah berkordinasi dengan dinas kesehatan agar pasien yang tidak tertampung dapat di rujuk ke rumah sakit lain.
Selain membutuhkan tambahan tempat tidur, saat ini RSUD CAM juga membutuhkan relawan medis dan alat pelindung diri.
Hingga Sabtu pagi (26/6) RSUD CAM Kota Bekasi terus didatangi pasien Covid-19 dengan mayoritas bergejala berat. Pasien yang belum tertampung di ruang perawatan terpaksa menunggu di tenda darurat maupun lorong rumah sakit. (kurnia/pws/act)
Load more