Jakarta, tvOnenews.com - Pengamat Politik tersohor di Indonesia Rocky Gerung blak-blakan sebut PDIP harus akui partainya diuntungkan oleh sikap aparat pada pemilu yang lalu.
Hal ini diungkapkan Rocky Gerung di kanal YouTube-nya Rocky Gerung Official, seperti yang dikutip tvOnenews, Minggu (3/12/2023).
"Itulah tidak jujurnya PDIP, PDIP harus mengakui dulu, bahwa pemilu yang lalu mereka juga diuntungkan oleh aparat negara yang dikuasai oleh Jokowi," jelas Rocky Gerung.
"Kan aparat yang sama sekarang dipimpin oleh Jokowi pergi ke 02. Tapi benar apa salah? ya tanya aja pada Tempo yang melakukan investigasi. Tanya gejala-gejala awal ketika semua aparat itu dikumpulkan Presiden Jokowi di istana," pungkas Rocky Gerung.
Apalagi, kata Rocky Gerung, berkali-kali Presiden Jokowi mengumpulkan tokoh-tokoh petinggi negara ini yang menguasai massa dan ketertiban publik.
"Jadi, orang pun bertanya, pembicaraannya tentang apa kalau gitu? dan mulai terbuka karena adanya laporan-laporan daerah, bahwa ada keterlibatan polisi dan kemudian Tempo bernisiatif untuk menginvestigasi itu, ternyata terbukti," kata Rocky Gerung.
"Ternyata ada upaya untuk mengendalikan kepala-kepala desa atau kepala pemerintahan lokal dan terbukti, kemudian Tempo mengusut lagi itu, jadi majalah Tempo semacam speaker publik tentang isu dan gosip. Selama dia tak diinvestigasi, statusnya adalah gosip itu," kata Rocky Gerung.
Bahkan kata Rocky Gerung, hal ini sudah dibantah oleh 02, bahwa insiden itu tidak terjadi.
"Jadi bantah saja terus, kecerdasan wartawan idependen ini kan. Kan tak mungkin bantahan itu datang dari survei. 'Menurut survei tidak ada pengerahan aparat-aparat negara' itu surveinya nggak ngerti, bahwa pengerahan itu tidak bisa dibaca dengan survei, itu mesti diinvestigasi itu oleh jurnalis-jurnalis senior," ujar Rocky.
Maka itu sebetulnya, kata Rocky yang menyebabakan rakyat pakem karena adanya interpentsi dan bila menyebutkan itu adalah Megawati.
"Memang dia tahu, karena dia pernah melakukan itu sebelumnya. Minimal dia tahu polanya, jadi PDIP tahula pola-pola interpensi itu," pungkasnya.
Kemudian disinggung kasus Aiman Witjaksono yang menuding banyak Polisi yang keberatan untuk membantu pemenangan Prabawo-Gibran.
Rocky Gerung sebut bahwa Aiman kejabak sedikit, bahwa dirinya pikir karena wartawan akan kena Undang-undang Pers.
"Tapi dia lupa bahwa dia juga adalah timnya Ganjar. Tapi okelah, biarkan PDIP selasaikan itu. Namun fakta adanya interpensi makin lama makin ketara," kata Rocky.
"Bukan kita menduga, bahkan orang yang dari dalam membuka, bahkan KPK membuka adanya interpensi soal E-KTP, bahkan nanti KPU akan membuka, jadi semua pada akhirnya membuka. Dan kesulitannya, setiap kali informasi itu terbuka, itu ramai-ramai dikeroyok pertanahan atau istana," pungkas Rocky Gerung. (aag)
Load more