Bekasi, Jawa Barat - Terus melonjaknya angka kasus Covid-19 di tanah air, mengakibatkan pasien di rumah sakit rujukan menumpuk. Bahkan, banyak pasien yang terpaksa dirawat di lorong-lorong rumah sakit serta tenda darurat, karena ruang isolasi sudah melebihi kapasitas.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, saat ini ruang perawatan pasien Covid-19 di Kota Bekasi menipis. Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi terus melakukan berbagai upaya menambah ruang perawatan, termasuk mendirikan tenda-tenda darurat.
"Saat ini kapasitas untuk Covid-19 kita siapkan 279 tempat, ternyata yang masuk sekarang ini ada 441 (pasien). Artinya itu menjadi besar. Padahal upayanya sedang kita lakukan, termasuk membuka tenda dan unit-unit lain. Ini masih terus berjalan," ujar Rahmat Effendi, dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Jumat (25/6).
Selain itu, Pemkot Bekasi juga mengeluhkan anggaran penanganan Covid-19 yang terus membengkak.
"(Ratusan miliar) sudah pastilah. Sudah terkuras habis untuk membiayai semuanya. Tapi alhamdulillah, untuk fiskalnya rumah sakit, Kementerian Kesehatan kemarin sudah memberikan kelegaan kepada kita, sudah ditransfer Rp24 miliar. Walaupun masih besar sekali outstanding payment yang sudah diverifikasi oleh BPJS," tukas Rahmat.
Untuk mengantisipasi terus melonjaknya jumlah pasien di rumah sakit rujukan, Pemkot Bekasi juga akan menggunakan puskesmas-puskesmas sebagai Instalasi Gawat Darurat (IGD). Lelaki yang akrab disapa Bang Pepen itu juga memastikan RSUD tidak akan menolak pasien yang dating. (mps/act)
Load more