The Untold Story, Putri Jenderal Ahmad Yani Buka Catatan Harian Sang Ayah, Ungkap Sejumlah Fakta
- YouTube - Amelia Yani
"Dalam kesempatan itu Presiden menanyakan kepada Letjen A.Yani, apakah ada anggota Angkatan Darat yang mempunyai hubungan dengan Inggris dan Amerika. Letjen A.Yani menjawab, “Tidak ada”." tulis Ambarwulan dan Aminuddin Kasdi.
Jenderal Ahmad Yani, telah menegaskan bahwa Dewan Jenderal itu tidak ada, yang ada hanyalah Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) dan hanya berfungsi sebagai penasihat bagian kenaikan pangkat dan jabatan dalam Angkatan Darat.
Foto: Amelia Yani bersama foto ayahnya, Jenderal Ahmad Yani. (YouTube - Amelia Yani)
Sebagaimana dalam catatan yang diungkap putrinya itu, terdapat sebuah rapat yang isinya membahas tentang kenaikan pangkat para perwira di Angkatan Darat, dimana Ahmad Yani menjadi notulennya.
Dalam catatan itu memang ditulis "Dewan Jenderal", namun menurut Amelia, yang dimaksudkan itu adalah Wanjakti.
"Ini adalah tentang Kenaikan Pangkat, ini tulisan Bapak saya, nanti mungkin bisa saya tunjukkan secara jelas. Di sini nutulensi rapat Dewan Jenderal, itu Bapak saya sebagai sekretaris. Di sini rapat dibuka pada jam 09.37, bertempat di markas besar" ungkap Amelia.
"Disini yang hadir adalah Letnan Jenderal Gatot Subroto, Mayor Jenderal Jati Kusumo dan bapak saya waktu masih Brigjen sebagai notulensinya. Acaranya adalah persetujuan apakah ada kenaikan pangkat menjadi jenderal" lanjutnya.
Dalam notulensi rapat pada catatan di buku agenda Ahmad Yani tersebut, berisi tentang persetujuan kenaikan pangkat sejumlah perwira Angkatan Darat, dari kolonel menjadi Jenderal.
Dalam catatan itu, terdapat sejumlah nama perwira Angkatan Darat yang dipromosikan dari pangkat Kolonel menjadi Jenderal.
Nama-nama itu diantaranya Kolonel Ashari, Ibnu Sutowo, Karta Kusuma, Kertarto, Jamin Ginting dan Latief. Namun dari nama-nama tersebut Kolonel Latief tidak disetujui kenaikan pangkatnya menjadi Brigjen.
Kolonel Latief yang saat itu menjabat sebagai Komandan Brigade Infanteri Kodam V Jakarta Raya, dikemudian hari diketahui menjadi salah satu tokoh kunci dalam G30S PKI.
Foto: Kolonel Abdul Latief saat menjalani sidang di pengadilan militer. (Dok. Perpustakaan Nasional)
"Saya menyangka Latif ini tidak disetujui naik pangkat, sehingga dia mungkin kesal sama Pak Yani, kenapa tidak dibantu Lalu dia mengatakan mungkin kepada Politbiro bahwa Pak Yani itu dibuatkan namanya Dewan General yang akan menyingkirkan Presiden Sukarno" lanjutnya
Load more