Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Komjen Agus Andrianto angkat bicara terkait tewasnya Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor pada Sabtu (22/7/2023) sekitar pukul 20.40 WIB.
Komjen Agus mengatakan bahwa pihak penyidik, jajaran Densus 88 dan Divisi Propam Polri tidak akan menutup-nutupi soal tewasnya Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage.
Ia memastikan tim penyidik serta jajaran terkait sudah melakukan tugasnya dengan baik dalam menangani kasus tersebut.
"Saya rasa penyidik sudah melakukan tugasnya lah. Namun saya yakin apa yang dilakukan jajaran Densus, dan Propam dalam menangani kasus tersebut pasti dibeberkan masalahnya apa adanya. Karena beberapa tersangka sudah ditetapkan, artinya tidak ada unsur untuk menutup-nutupi masalah ini," kata Komjen Agus di Rumah Dinas Wapres, Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2023).
Dengan begitu, Komjen Agus telah menjawab soal isu Bripda Ignatius yang dikabarkan sakit keras, namun ternyata tewas tertembak.
Jenderal bintang tiga itu mengatakan, jika keluarga Bripda Ignatius mengetahui anaknya jatuh sakit, lalu langsung meninggal maka akan menimbulkan shock.
"Kalau misalnya langsung dikasih informasi bahwa putra nya meninggal pasti, kan juga akan menimbulkan pertanyaan. Karena infonya sakit ya tentunya jangan sampai shock lah," kata Agus.
"Kalau dibilang putranya meninggal Kan orang tua manapun pasti akan shock. Jadi dengan informasi sakit lalu meninggal itu, kan toh tidak ada yang ditutup tutupi kok, semua dibuka," sambungnya.
Sebagai informasi, Sekretaris Inspektorat Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, Y Pandi yang merupakan orang tua Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage mengakui saat pertama kali dihubungi oleh Mabes Polri jika anaknya sakit keras.
Atas kabar tersebut, Y Pandi yang tinggal di Komplek BTN Desa Paal Kecamatan Nanga Pinoh Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat tersebut dipinta untuk segera ke Jakarta tepatnya pada Minggu 23 Juli 2023 lalu sekitar pukul 11.30 siang.
Awalnya Y Pandi tidak percaya dengan telepon tersebut, sebab dirinya pernah menjadi korban penipuan yang mengatakan anaknya kecelakaan.
Sehingga dirinya mengabaikan informasi tersebut. Namun, tak berselang lama kepolisian dari Polres Melawi dan Polda Kalbar menelpon dirinya.
"Informasinya juga sama, mereka mengabarkan bahwa anak saya sakit keras dan meminta segera ke Jakarta dan akan difasilitasi," jelas Y Pandi pada Kamis 27 Juli 2023.
Betapa terkejutnya Y Pandi, baru tahu setelah sampai sana dirinya mendapatkan penjelasan bahwa anaknya meninggal tertembak.
"Bahasa mereka, kejadian ini bukan ditembak, namun tertembak tidak sengaja, karena saat mencabut pistol dari sarungnya tiba-tiba meledak dan mengenai anak saya. Itu penjelasan dari mereka,” jelasnya.
Y Pandi mengaku kecewa dengan informasi yang diberikan sejak awal ternyata berbeda, sehingga dirinya meminta kepada pelaku untuk diberikan hukuman yang setimpal, sesuai dengan hukum yang berlaku.
“Kami juga minta informasi penanganannya sampai di mana saya juga ingin tahu, agar kasusnya ini terang benderang,” pintanya. (rpi)
Load more