Jelajahi Dunia dan Bentuk Masa Depan dengan Indonesian International Student Mobility Award (IISMA)
- Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Sekretariat Jenderal Kemendikbudristek.
“Kini IISMA Fighters sudah berisi lebih dari 9.000 orang. Melalui komunitas ini, kami memberikan wawasan terkait program IISMA dari mulai pendaftaran, beragam tips, dan lain-lain. Selain itu kami juga merancang program untuk membantu alumni,” tutur Enrique.
Selain itu, Andi pun menjelaskan bahwa peningkatan minat tersebut juga diimbangi dengan peningkatan kualitas dari para pendaftar.
“Salah satu bukti peningkatan kualitas yakni melalui skor kemampuan bahasa Inggris yang meningkat 0,5-1 digit dalam format IELTS. Pada tahun 2021 rata-rata pendaftar memiliki skor 6,5, namun tahun ini sudah mencapai 7,5. Hal tersebut menjadi tantangan bagi para pendaftar untuk terus meningkatkan kualitas dirinya karena proses seleksi pasti akan semakin ketat,” tuturnya.
Perluas Akses dengan Tetap Menjaga Kualitas
Dalam webinar ini, Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Sri Gunani Partiwi, memaparkan skema baru dalam program IISMA. Dilatarbelakangi oleh antusiasme publik yang tinggi terhadap IISMA yang tidak berimbang dengan ketersediaan dana, maka untuk tahun ini, IISMA menghadirkan skema co-funding.
“Melalui jalur co-funding, para mahasiswa Indonesia akan mendapat kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi luar negeri terbaik selama satu semester dengan pembiayaan bersama antara pemerintah dan pihak mahasiswa secara mandiri,” ungkap Sri Gunani.
Hal ini, lanjutnya, menunjukkan gotong royong dalam pembiayaan program IISMA agar dapat memanfaatkan kuota yang disediakan oleh perguruan tinggi mitra di luar negeri dengan tetap menjaga kualitas, khususnya untuk memastikan keberhasilan studi (success rate) dan dampaknya pada capaian pembelajaran mahasiswa yang menjadi peserta.
"Jadi, pemerintah membiayai misalnya dari SPP, biaya registrasi, dan tiket perjalanan internasionalnya. Kemudian dari pihak mahasiswa, misalnya orang tua atau pihak donatur, bisa membiayai living allowance, tiket dalam negeri di negara tempat studi, kemudian asuransi dan visa. Kemarin di pleno dinyatakan untuk tahun ini akan ada 300 mahasiswa yang siap diberangkatkan," ujar Sri Gunani.
Wakil Ketua IISMA, Andi Rahardiyan, pun menegaskan bahwa tidak ada pembeda signifikan antara skema reguler ataupun co-funding, termasuk dalam proses seleksi. Skema reguler dan co-funding hanya pada berbeda pada sumber pendanaannya saja.
Load more