Jakarta, tvOnenews.com – Pada 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menyelenggarakan Asesmen Nasional (AN) sebagai bagian dari evaluasi sistem pendidikan yang berfokus pada kompetensi literasi, numerasi, karakter, serta penilaian kondisi lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran efektif.
Data dari AN tersebut dikombinasikan dengan data pendidikan lainnya yang disajikan melalui platform Rapor Pendidikan.
Platform ini digunakan untuk membantu satuan pendidikan dan dinas pendidikan dalam mengidentifikasi capaian dan akar masalah, melakukan refleksi, serta merancang strategi pembenahan berdasarkan data.
Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) pada Kamis (15-6-2020), mengangkat tema "Identifikasi, Refleksi,dan Benahi Kualitas Pembelajaran dengan Rapor Pendidikan 2.0".
Dalam webinar tersebut dibahas bahwa platform Rapor Pendidikan Indonesia 2.0 merupakan alat bagi satuan pendidikan untuk melakukan pembenahan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Rapor Pendidikan 2.0 merupakan metode baru yang revolusioner dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan memperbaiki aspek-aspek penting dalam sistem pendidikan.
Webinar tersebut menghadirkan empat narasumber, yaitu Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Kemendikbudristek, Irsyad Zamjani; Ketua Umum Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Nasional, Ki Saur Panjaitan XIII; Kepala SDN 39 Pontianak, Fatinam; dan Kepala SMPN 38 Bandung, Suratman.
Para narasumber berdiskusi dan menyampaikan pandangan-pandangan positif mereka terhadap Rapor Pendidikan Indonesia 2.0.
Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Kemendikbudristek, Irsyad Zamjani, mengatakan bahwa pengetahuan dan pengalaman mengenai pentingnya identifikasi dalam mengatasi kendala pendidikan yang dihadapi oleh siswa, guru, dan sistem pendidikan secara keseluruhan merupakan langkah awal yang krusial dalam melakukan perbaikan.
“Oleh karena itu pentingnya data dan informasi yang akurat serta penggunaan teknologi canggih dalam proses identifikasi ini," ujarnya.
Terkait transformasi digital, Ketua Umum Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Nasional, Ki Saur Panjaitan XIII menuturkan bahwa Rapor Pendidikan 2.0 dapat merujuk pada konsep atau upaya untuk memperbarui atau memodernisasi rapor pendidikan tradisional.
“Hal ini melibatkan penggunaan teknologi digital, metrik yang lebih komprehensif, atau pendekatan baru dalam menyajikan informasi yang lebih bermanfaat tentang prestasi dan kemajuan siswa," katanya.
Terdapat enam indikator penting dalam Rapor Pendidikan 2.0, yaitu kemampuan literasi, kemampuan numerasi, karakter, sistem keamanan, kebinekaan, dan kualitas pembelajaran akademik. Meskipun berbasis teknologi digital, Rapor Pendidikan 2.0 mudah digunakan dan dipahami. Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala SDN 39 Pontianak, Fatinam.
”Rapor Pendidikan 2.0 sangat membantu dengan fitur-fitur yang mudah dipahami. Penting bagi platform tersebut mudah digunakan oleh semua pihak yang terlibat, baik guru, siswa, maupun orang tua,” tutur Fatinam.
Sementara Kepala SMPN 38 Bandung, Suratman, mengatakan bahwa penggunaan platform Rapor Pendidikan 2.0 menjadi sebuah kemajuan positif dalam meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, analisis data, dan komunikasi dalam pendidikan.
Rapor Pendidikan 2.0 menambahkan data dalam bentuk grafik untuk memudahkan kepala sekolah dan guru melacak tren, mengidentifikasi area yang perlu perbaikan, dan mengambil tindakan yang tepat guna meningkatkan kualitas pendidikan.
“Dengan tambahan beberapa fitur, pengambilan keputusan menjadi lebih akurat,” ujar Suratman.
Diskusi dalam webinar SMB juga menekankan refleksi sebagai bagian penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
Para narasumber berbagi pendapat mengenai bagaimana refleksi yang terarah dan mendalam dapat membantu pendidik dan siswa mengenali kekuatan dan kelemahan mereka. Refleksi juga berperan dalam mendorong kemajuan dan peningkatan dalam pembelajaran.
Selain itu, perbaikan kualitas pembelajaran menjadi fokus utama dalam diskusi ini. Para narasumber menyoroti pentingnya melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam proses perbaikan, termasuk siswa, guru, orang tua, dan pengambil kebijakan.
Mereka berpendapat bahwa kerja sama yang kuat dan terpadu antara semua pihak diperlukan untuk menciptakan perubahan signifikan dalam sistem pendidikan.
Terobosan Rapor Pendidikan Indonesia 2.0 diluncurkan guna mengoptimalkan pemanfaatan platform. Kemendikbudristek terus melakukan evaluasi dengan melibatkan masukan dan aspirasi dari para pemangku kepentingan.
Evaluasi ini mendorong Kemendikbudristek untuk melakukan penyempurnaan platform Rapor Pendidikan secara berkelanjutan agar satuan pendidikan memperoleh bantuan yang semakin relevan dalam merencanakan pembenahan.
Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) yang digagas oleh Kemendikbudristek merupakan diskusi mingguan melalui kegiatan webinar yang diikuti oleh berbagai pemangku kepentingan. SMB berperan penting sebagai wadah publik yang menggali lebih dalam tentang terobosan dan pencapaian konsep Merdeka Belajar.
Dalam SMB, masyarakat dapat aktif berpartisipasi melalui diskusi dan mendapatkan wawasan berharga dari narasumber yang memiliki kompetensi dan kepercayaan yang tinggi. Kemendikbudristek mengajak publik untuk berperan aktif dalam mendorong transformasi di bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi.
Load more