Tercatat 5 Juta Pekerja Ilegal hingga 1.900 Jenazah WNI korban TPPO, Ada Sosok Pembeking?
- Tim tvOnenews/Julio Trisaputra
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD membeberkan dalam satu tahun terakhir ada lebih dari 1.900 jenazah yang pulang ke Tanah Air.
1.900 jenazah itu adalah korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
"Kita punya masalah dengan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di mana orang dikirim ke luar negeri lalu menjadi budak-budak yang dianiaya atau terlibat dalam kejahatan-kejahatan dalam sebuah pengiriman tenaga kerja yang ilegal," ujar Mahfud kepada awak media pada Selasa (30/5/2023).
Ia mengungkap, data itu adalah laporan dari Ketua Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat internal kabinet di Istana.
"Tadi pak Benny Ramdani itu melapor kepada presiden pada satu tahun saja, mayat yang pulang TPPO itu mencapai 1.900 ribu orang lebih," jelasnya.
Menko Polhukam itu mengatakan, terkhusus di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam lima bulan terakhir ada 55 jenazah yang pulang.
"Khusus di NTT sampai dengan bulan mei, itu sejak Januari-Mei khusus di NTT saja, sudah mencapai 55 orang mayat pulang karena perdagangan orang," ungkapnya.
Atas hal itu, dalam rapat internal Presiden Jokowi memerintahkan untuk melakukan re-strukturisasi tim satuan tugas (satgas) tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Presiden juga memerintahkan adanya langkah cepat dalam satu bulan ini untuk menunjukkan kepada publik bahwa negara hadir dan bertindak cepat mengenai TPPO.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BP2MI Benny Rhamdani menyebutkan, 90 persen warga Indonesia pergi ke luar negeri secara ilegal dan menjadi korban sindikat perdagangan orang.
"Dalam 3 tahun terakhir BP2MI telah menangani kurang lebih 94 ribu anak-anak bangsa yang dideportasi dari Timur Tengah maupun Asia. Dan 90 persen yang dideportasi mereka yang berangkat tidak resmi atau unprosedural, dan diyakini 90 persen dari angka itu diberangkatkan dari sindikat pekerja migran Indonesia," kata Benny.
"Kemudian 3.600 (orang) yang sakit depresi, hilang ingatan, dan bahkan cacat secara fisik. Kenapa? Mereka sakit. Saat meninggal, selain penganiayaan, karena yang ilegal pasti tidak pernah mengantongi hasil medical check up, termasuk tes psikologis yang diwajibkan ketika mereka berangkat resmi," tambahnya.
Load more