Pringsewu, tvOnenews.com - Disuruh bercerai dengan suami, anak akan dibunuh serta ditelanjangi saat bersihkan lantai. Duka itu diungkapkan DL, asisten rumah tangga yang sudah bekerja selama tiga bulan dan berhasil kabur dari rumah majikannya di Bandar Lampung.
Semua ancaman-ancaman sang majikan pun diceritakan oleh DL, seorang ibu yang sudah memiliki satu orang anak.
Awalnya ibu anak satu itu bekerja karena ingin membantu perekonomian keluarga. Ia pun harus pergi merantau dengan meninggalkan seorang anak dan suaminya di rumah orang tuanya di wilayah Kabupaten Pringsewu Lampung.
"Awal berangkat, saya kan berangkatnya Subuh. Terus, sama makelarnya dianterin di Rumah Sakit Graha Husada, katanya anaknya sakit. Terus, sudah sampai terus dijemput sama perempuan yang ngaku katanya kakak ipar, terus sudah sampai situ dijemput sama mobil dianterin ke rumah oma," jelasnya kepada tvOnenews.com. Jumat (26/5/2023).
“Dan ternyata yang perempuan itu teman kerjanya terus dibayar gitu. Karena sorenya itu mbak itu datang lagi ke rumah dikasih amplop,” katanya lagi.
Satu hari di sana, DL bertugas mengasuh cucu di rumah itu. Karena DL dianggap tidak bisa mengasuh anak-anak, DL lantas minta dipulangkan saja. Tiba-tiba, DL tidak diizinkan untuk pulang, malah ia disuruh beres-beres.
“Terus ada kesalahan, karena anaknya itu BAB, badannya kan berat, saya enggak kuat gendong gitu karena enggak kuat gendong akhirnya Oma itu nampar saya,” kata DL.
Selain itu, DL mengaku kerap disiksa setiap kali melakukan kesalahan, seperti dibenturkan ke besi. “Terus habis itu, ya hari-harinya kita beres-beres, jadi kalau ada kesalahan kayak jemur salah tempat atau gimana, habis itu dibenturkan ke besi,” lanjut DL.
Bahkan, DL mengaku, pernah diseret dari kamar mandi dalam kondisi telanjang hanya karena ada bekas obat dan sehelai rambut. “Waktu itu setelah ngepel, karena udah beres saya mandi, terus habis itu bosnya ke belakang melihat tempatnya ada bekas obat sama rambut satu. Lalu pintu kamar mandi didobrak, habis itu saya ditarik rambutnya suruh ulang ngepel dan ditunjukin sambil telanjang," paparnya.
Menurut cerita DL, semua asisten rumah tangga yang bekerja di sana mengalami penganiayaan yang sama setiap hari. "Kalau yang dua di sana sempat ditelanjangi, dicukur bulu bawahnya itu sambil divideoin," ungkapnya.
Usai dianiaya, kata DL, ART disuruh minum obat setiap hari dengan alasan biar sehat. "Paracetamol, Amoxilin, vitamin C kadang vitamin D. Biar sehat, dan kalau habis dihajar juga misalnya pagi apa siang gitu langsung dikasih obat. Nanti malam dikasih obat lagi," bebernya.
Lebih sadis, DL yang sudah bekerja selama tiga bulan, selain mengalami penyiksaan terus-menerus juga belum pernah menerima upah dari majikan. Ide kabur dari rumah sang majikan itu muncul dari DL yang tidak tahan lagi, karena selama bekerja tidak diperbolehkan komunikasi dengan keluarga. Melainkan hanya boleh komunikasi melalui telepon milik majikan.
Hal yang paling mencengangkan adalah, saat DL komunikasi dengan suaminya, sang majikan sudah mempersiapkan narasi yang harus dibacakan oleh DL. Di dalam tulisan itu, majikan menyuruh suami DL untuk menceraikannya dan tidak boleh menghubunginya lagi. Sang majikan bahkan mengancam akan membunuh anak DL apabila ingin pulang.
"Rasa enggak tahan, terus si bosnya kan mau pindah ke Nusantara. Jadi daripada nanti kita pindah ke Nusantara mau kabur susah karena masuknya ke gang, kita enggak tahu jalan. Saya tadinya mau ngajak bertiga tapi karena yang satu lagi ngomong susah untuk diajak karena bayinya kan enggak ada yang nunggu jadi saya ngajak DDR buat kabur naik tower," ungkapnya.
Lanjutnya, setiap kali usai disiksa, majikan merasa senang, seolah penyiksaan terhadap para ART itu ibarat hiburan bagi majikan di rumah itu. “Seandainya saya minta pulang, boleh, tapi syaratnya anak saya mati dulu karena dia orang main dukun," tutupnya. (puj/wna)
Load more