Gonjang-ganjing Penolakan Coldplay, Ustaz Derry Sulaiman Berencana Hadir ke Konser: Gak Penting Banget, Aku Dakwah di Sana
- Kolase tvOnenews.com
Konser Coldplay yang bertajuk 'Music of The Spheres World Tour 2023' di Jakarta akan berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno pada 15 November mendatang. Â
Tiket dijual mulai dari Rp800 ribu untuk kategori termurah hingga kategori Ultimate Exprience sebesar Rp11 juta. Harga tersebut belum termasuk pajak 15 persen, biaya layanan lima persen dan biaya lainnya. Â
Konser Coldplay pada 15 November nanti akan menjadi penampilan perdana band asal Inggris Raya itu di Jakarta. Sementara itu, tiket konser Coldplay seharga Rp11 juta terjual dalam waktu kurang dari satu jam. Â
Tiket yang cepat habis ini menjadi bukti antusiasme dari para penggemar yang menantikan band yang pernah meraih Penghargaan Grammy tersebut. Sementara Indonesia menjadi negara ke-13 dalam jadwal manggung Chris Martin dan kawan-kawan.Â
Setelah itu grup band asal Inggris tersebut akan mengunjungi Australia dan berakhir di Malaysia.Â
Dilansir dari akun Twitter @coldplayxtra, Indonesia menempati urutan pertama negara yang paling banyak membicarakan Coldplay di internet dibanding 15 negara lainnya. Â
Namun rencana kunjungan Coldplay ke Indonesia telah mendapat penolakan dari Persaudaraan Alumni (PA) 212 dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).Â
Novel Bamukmin selaku Wasekjen PA 212 hadir sebagai narasumber di catatan demokrasi tvOne, mengungkapkan alasan tegas di balik dirinya menolak konser Coldplay di Indonesia.Â
"Bahasa tubuh itu sudah jelas bahwa secara langsung kita melihat dikibarkan bendera LGBT," ujarnya yang dilansir dari Youtube tvOnenews, pada Senin (22/5/2023).Â
Wasekjen PA 212 ini mengungkapkan dari data yang didapatkannya bahwa Chris Martin (vokalis Coldplay) dibesarkan dari keluarga homoseksual.
"Sementara data yang kita dapat, Chris Martin ini dibesarkan dan memang dari keluarga homoseksual, di mana tak bisa diterima oleh masyarakat," lanjutnya.
Hingga kemudian Chris Martin bangkit setelah 15 tahun untuk mempromosikan LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender).Â
"Karena dikatakan LGBT bukan akhir segala-galanya, itu mungkin kalau di negaranya, tapi di Indonesia beda," ucapnya.Â
"Kita ini berdasarkan para pendiri bapak bangsa, begitu juga ibu-ibu bangsa semua untuk sepakat untuk Pancasila ini menjadi rujukan kita, pedoman kita untuk hidup kebersamaan, semuanya itu harus kita tunduk sama Ketuhanan yang maha esa." sambungnya.Â
Load more