Jakarta, tvOnenews.com - Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) DKI Jakarta mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar segera menahan dua peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Diketahui, Thomas menuliskan komentar yang menyinggung Muhammadiyah terkait perbedaan penetapan awal Syawal. Muhammadiyah dianggap tidak patuh terhadap maklumat Pemerintah, karena merayakan lebaran lebih dulu.
Terlebih, Andi Pangerang menimpali komentar Thomas dengan nada ancaman pembunuhan terhadap seluruh umat Muhammadiyah. Ia mengancam menghalalkan darah Muhammadiyah, lantaran kesal dengan perbedaan tersebut.
Ketua DPD IMM DKI, Ari Aprian mengatakan bahwa pihaknya meminta agar Kapolri tidak tingga diam dengan kasus ini. Ari meminta Kapolri segera menindak tegas Andi dan Thomas.
"Mengingat belum adanya tindak tegas dari aparat kepolisian terhadap 2 peneliti BRIN tersebut berupa penahanan. DPD IMM DKI Jakarta mendesak Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk tidak diam dan memberikan arahan langsung kepada bawahannya untuk segera meningkatkan status hukum APH dan TD agar keduanya bisa segera ditahan," kata Ari Aprian, Kamis (27/4/2023).
Dia mengatakan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit termasuk rajin dalam menghadiri kegiatan Muhammadiyah. Untuk itu, ia meminta Kapolri agar tidak abai dengan persoalan ini.
"Apalagi Kapolri merupakan salah satu pejabat tinggi negara yang cenderung rajin hadir di setiap kegiatan Muhammadiyah, sehingga kami merasa sudah sewajarnya bagi Kapolri untuk memberikan perhatian khusus terhadap persoalan ini," ujar Ketua IMM DKI.
Untuk diketahui sebelumnya, Peneliti BRIN yang merupakan pakar astronomi, Andi Pangerang Hasanuddin telah membuat gaduh jagat maya dengan melontarkan ancaman pembunuhan terhadap seluruh umat Muhammadiyah.
Mulanya, Andi membuat kegaduhan dengan berkomentar pada sebuah unggahan akun Facebook milik yang juga Peneliti BRIN, Profesor Riset Astronomi-Astrofisika BRIN, yakni Thomas Djamaluddin pada Minggu (23/4/2023).
Dalam komentarnya, Andi menimpali unggahan Thomas yang menyebut bahwa Muhammadiyah tidak taat dengan keputusan pemerintah lantaran menetapkan 1 Syawal 1444 H berbeda dengan Pemerintah.
Dalam unggahan Thomas menyinggung terkait permintaan Muhammadiyah untuk difasilitasi shalat ied oleh Pemerintah. Padahal, menurut Thomas, Muhammadiyah sudah tidak taat dengan Pemerintah lantaran beda penetapan tanggal 1 Syawal.
"Sudah tidak taat keputusan Pemerintah, eh masih minta difasilitasi tempat shalat ied. Pemerintah pun memberikan fasilitas," tulis Thomas.
Kemudian, AP Hasanuddin menimpali dengan menuliskan komentar bernada ancaman. Bahkan, ia pun menuduh Muhammadiyah itu telah disusupi Hizbut Tahrir, organisasi islam yang telah dilarang oleh pemerintah.
"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," tulis Andi berkomentar. (rpi)
Load more