6 Daerah di Papua ini Dilarang Lakukan Salat Idul Fitri di Lapangan, Imbas Serangan KKB?
- Antara
Berbagai persiapan bahkan terus dilakukan keluarga. Hanya saja pihak keluarga masih menunggu kepastian kepulangan jenazah.
"Belum tahu. Kami belum menerima keterangan resmi. Jadi belum tahu jenazah datang kapan," kata Wakhidia Nur Azizah, istri Pratu Miftahul Arifin.
Nur Azizah menambahkan selain kepulangan jenazah, hal yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah mewujudkan harapan masa depan untuk menjadikan putranya yang kini masih kecil menjadi penerus generasi TNI.
"Bagaimana kemudian hari saya dan anak tanpa almarhum. Saya masih belum tahu, sedangkan jenazah suami saya informasinya belum bisa dievakuasi karena faktor cuaca," imbuhnya.
Komandan Distrik Militer 0801 Pacitan, Letkol Inf Roliyanto bersama istri dan sejumlah anggota TNI Kodim saat melaksanakan takziah memberikan motivasi buat keluarga.
Harus sabar dan tabah menghadapi ujian ini semua. Sebagai keluarga TNI harus siap menghadapi apapun nantinya. Isak tangispun mendadak pecah sesaat perwira ini menyampaikan duka yang mendalam dari segenap keluarga besar TNI.
"Kami berbela sungkawa atas meninggalnya Pratu Miftahul Arifin. Saya sangat sedih melihat anaknya yang masih berusia 18 bulan itu. Semoga keluarga yang ditinggalkan dapat sabar, tawakal menghadapi semua cobaan itu," jelasnya sambil menteskan air mata.
Perlu diketahui, bahwa Pratu Miftahul Arifin merupakan salah satu prajurit TNI yang tergabung dalam Tim 3 badak 3 Satgas Yonif R 321/ CT/13/1 Kostrad.
Pratu Miftahul Atrifin dikabarkan gugur saat terjadi kontak tembak dengan gerombolan KST saat melaksanakan patroli pembersihan di dekat Pos Militer Mugi, Kabupaten Nduga Papua Pegunungan.
Jenazah Pratu Miftahul Arifin saat ini belum dapat dievakuasi karena faktor cuaca. (asw/hen/ree)
Load more