Jakarta, tvonenews.com - Aktivitas deformasi slab pull pada lempeng Indo-Australia diyakini menjadi pemicu gempa bermagnitudo 6,6 di laut Jawa, arah barat laut Kota Tuban, Jawa Timur. Demikian disampaikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono di Jakarta, Jumat (14/4/2023).
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya aktivitas deformasi slab pull pada lempeng Indo-Australia yang tersubduksi hingga di bawah Laut Jawa," paparnya.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault)," katanya.
Ia menambahkan gempa yang terjadi pada pukul 16.55.44 WIB itu dirasakan di daerah Kuta dengan skala intensitas V (Modified Mercally Intensity), artinya getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.
Gempa juga dirasakan di Karangkates, Trenggalek, Gianyar, Tulungagung, Trengalek, Nganjuk, Pacitan, Kediri, Tuban, Garut, Mataram dengan skala intensitas IV MMI atau bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Hingga pukul 17.43 WIB, Daryono menyampaikan, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) sebanyak satu dengan magnitudo M5,5 .
Daryono mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. (ant/ito)
Load more