Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyampaikan usulan penggabungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Perubahan dinilai tidak mungkin terjadi.
“Enggak mungkin keliatannya sih kalau lihat dari hasil survei, dalam realita-realita koalisi yang ada,” kata dia di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Jumat (31/3/2023).
Hal ini berkaca pada hasil survei Polmark Research Center (PRC) Indonesia yang menghasilkan lima tokoh capres dengan elektabilitas tertinggi.
Salah satunya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di peringkat kelima dengan elektabilitas sebesar 4,8 persen.
Wakil Ketua MPR ini menjelaskan masyarakat akan lebih senang jika banyak opsi untuk pasangan capres-cawapres.
“Bagaimana dengan membuat 2 koalisi besar untuk apa? Rakyat akan lebih seneng kalau lebih banyak pilihannya. Kalau lebih sedikit itu keinginan elite, maunya 2 itu elite tuh,” kata Jazilul.
“Kalau rakyat 4 bagus karena apa? Mau pesta, karena apa? Semua mau terlibat partisipasi. Kalau ada 4 capres, koalisi berarti kan ada 4 yang sukses tuh semua terlibat. Kalau 2, cuma 2 tim yang sukses,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia tidak menyangkal soal politikus senior Golkar Jusuf Kalla (JK) memberikan arahan agar Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Perubahan bersatu.
Dia menyebut JK memberikan arahan ke Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto soal penggabungan dua koalisi menjadi koalisi besar.
“Saya kira pasti ya, senior-senior itu kan mempunyai pandangan, saran, masukan, tapi semua masukan, saran, dan pandangan dari senior-senior itu pasti at the end akan dibicarakan secara resmi di dalam rapat partai,” ujar Doli di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Senin (27/3/2023). (saa/muu)
Load more