Setelah Pemecatan Sabil, Ridwan Kamil Banjir Kritik hingga Disomasi di Garut, Ada Apa?
- tvOnenews.com
Saat menyapa para siswa itu Ridwan Kamil mengenakan setelan jas berwarna kuning yang identik dengan Partai Golkar. Sabil pun menanyakan sikap dan posisi gubernurnya itu.
“Maneh (kamu) dalam posisi apa? Sebagai Gubernur, kader partai, atau sebagai pribadi Ridwan Kamil?,” tulis Sabil pada Selasa (14/3/2023).
Komentar tersebut kemudian mendapat perhatian dari Ridwan Kamil. Suami Atalia Praratya itu menyematkan komentar tersebut dan menanyakan balik.
“Ceuk maneh kumaha (Menurut kamu?),” tanya membalas komentar Sabil.
Tak lama berselang, Sabil mendapat kabar bahwa Ridwan Kamil menghubungi sekolah tempatnya bekerja. Sehari kemudian ia mendapat surat pemecatan.
"Akun RK men-DM ke akun lembaga sekolah saya. Akun RK ngasih tahu screenshot komentar saya. Terus dia nanya 'guru itu seperti apa? Seperti ini kah guru?," ujar Sabil.
Jawaban Ridwan Kamil
Menanggapi adanya pemberitaan Sabil dipecat dari Ridwan Kamil membuat unggahan klarifikasi.
“Menyikapi hadirnya berita bahwa ada guru SMK diberhentikan oleh yayasannya karena mengkritik saya, yang membuat saya juga kaget, dengan ini saya sampaikan klarifikasi,” tulisnya pada Rabu (16/4/2023).
Sebagai seorang pemimpin ia memastikan dirinya harus bersikap terbuka terhadap kritik walaupun kadang disampaikan secara kasar.
“Sudah ribuan kritik masuk, dan selalu saya respon dengan santai dan biasa saja. Kadang ditanggapi dengan memberikan penjelasan ilmiah, kadang dibalas dengan bercanda saja,” jelasnya.
Ridwan Kamil menduga pemecatan Sabil oleh pihak sekolah mungkin saja karena komentar sang guru bisa dilihat atau ditiru oleh murid-muridnya.
“Maka pihak sekolah/yayasan untuk menjaga nama baik institusi memberikan tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan,” tulis Ridwan Kamil (RK).
RK mengklaim bahwa dirinya sudah mengontak pihak sekolah atau yayasan agar yang bersangkutan untuk cukup dinasehati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan.
“Apapun itu, di era medsos tanpa sensor ini, Kewajiban kita para orangtua, guru dan pemimpin untuk terus saling nasehat-menasehati dalam kebaikan, kesabaran dan selalu bijak dalam bermedsos. Agar anak cucu kita bisa hidup dalam peradaban yang lebih mulia,” pungkasnya.
Load more