Seorang Ahli Forensik, Kombes Pol. dr Sumy Hastry Purwanti atau akrab disapa dengan dr Hastry bercerita tentang pengalamannya saat ia didatangi oleh seorang korban dari kecelakaan dalam pesawat AirAsia QZ8501 yang terjadi pada 28 Desember 2014 lalu.
Pada kesempatan ini, Kombes Pol dr Sumy Hastry menceritakan pengalamannya tersebut dengan seorang Magician, Denny Darko melalui sebuah kanal Youtube Denny Darko.
Peristiwa jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 ini telah menewaskan banyak korban, namun tidak semua dapat langsung dikenali. Sehingga membutuhkan sejumlah data antemortem dengan mengambil beberapa sampel dari barang-barang milik korban maupun rekaman CCTV.
“Tim antemortem mengambil DNA dari barang yang ditinggalkan di rumah, dari sisir, baju kotornya, jejak sepatu, ada juga satu keluarga ikut semua (menjadi korban), tim mencari antemortem di bandara lewat CCTV,” ungkap dr Sumy Hastry Purwanti dalam wawancaranya bersama Magician, Denny Darko.
Dalam penugasannya untuk mengevakuasi korban kecelakaan pesawat tersebut, sang Komandan sempat memberitahunya bahwa terdapat tim Disaster Victim Identification (DVI) yang berasal dari Abu Dhabi, Singapore, dan Malaysia untuk melihat proses evakuasi yang dilakukan oleh tim DVI Indonesia.
“Ditelepon Komandan saya, ada tim DVI dari Abu Dhabi, Singapore, dan Malaysia mau dateng. Mereka pengen tahu aja ingin dapat pengalaman dengan DVI Indonesia, karena kita sudah terkenal. Mereka ingin bergabung aja, kalau terjadi di negaranya mereka harus apa,” ujarnya.
Tim DVI yang berasal dari sejumlah negara tersebut tentu diperbolehkan untuk melihat pengalaman DVI Indonesia dalam mengevakuasi korban dan mencocokkan dengan panduan yang telah dimilikinya.
“Boleh (saksikan proses), karena pengen tahu, bener nggak kerja DVI Indonesia ini sesuai Guideline yang mereka buat, karena hasil identifikasi itu sudah tidak bisa disanggah lagi,” jelasnya.
Load more