tvOnenews.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku kaget ketika dirinya dianggap memiliki pengaruh memecat seorang guru SMK di Cirebon Muhammad Sabil Fadhilah.
Semua bermula ketika Ridwan Kamil mengunggah video dirinya tengah menyapa para siswa SMP di Tasikmalaya yang viral karena patungan membeli sepatu untuk rekannya yang kurang mampu.
Dalam video tersebut Ridwan Kamil mengenakan jas berwarna kuning yang identik dengan Partai Golkar. Muhammad Sabil pun menuliskan komentar terkait kejanggalan tersebut.
“Maneh (kamu) dalam posisi apa? Sebagai Gubernur, kader partai, atau sebagai pribadi Ridwan Kamil?,” tulis Sabil pada Selasa (14/3/2023).
Komentar tersebut kemudian disematkan oleh Ridwan Kamil dan mendapat jawaban dengan pertanyaan balik. “Menurut kamu?,” tanyanya.
Tak lama berselang, Sabil mendapat kabar bahwa Ridwan Kamil menghubungi sekolah tempatnya bekerja. Sehari kemudian ia mendapat surat pemecatan.
"Akun RK men-DM ke akun lembaga sekolah saya. Akun RK ngasih tahu screenshot komentar saya. Terus dia nanya 'guru itu seperti apa? Seperti ini kah guru?," katanya.
Menanggapi adanya pemberitaan Sabil dipecat dari Telkom Sekar Kemuning, Kota Cirebon, Ridwan Kamil membuat unggahan klarifikasi.
“Menyikapi hadirnya berita bahwa ada guru SMK diberhentikan oleh yayasannya karena mengkritik saya, yang membuat saya juga kaget, dengan ini saya sampaikan klarifikasi,” tulisnya pada Rabu (16/4/2023).
Muhammad Sabil saat berpose bersama Ridwan Kamil.
1. Seorang pemimpin harus terbuka terhadap kritik walaupun kadang disampaikan secara kasar. Sudah ribuan kritik masuk, dan selalu saya respon dengan santai dan biasa saja. Kadang ditanggapi dengan memberikan penjelasan ilmiah, kadang dibalas dengan bercanda saja.
2. Mungkin karena yang melakukan posting kasar adalah seorang Guru, yang postingannya mungkin dilihat/ditiru oleh murid-muridnya, maka pihak sekolah/yayasan untuk menjaga nama baik insitusi memberikan tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan.
3. Karenanya setelah berita itu hadir, saya sudah mengontak sekolah/yayasan, agar yang bersangkutan untuk cukup dinasehati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan.
4. Apapun itu, di era medsos tanpa sensor ini, Kewajiban kita para orangtua, guru dan pemimpin untuk terus saling nasehat-menasehati dalam kabaikan, kesabaran dan selalu bijak dalam bermedsos. Agar anak cucu kita bisa hidup dalam peradaban yang lebih mulia.
Simak artikel lainnya di Google News.
Load more