Jakarta - Sebuah kapal induk atau kapal perang Amerika Serikat (AS) tiba di Korea Selatan pada Jumat (23/9/22). Tujuan kapal perang AS ini untuk bergabung dalam latihan militer yang ditujukan sebagai peringatan kepada Korea Utara.
Kedatangan mereka menandai pengerahan armada paling besar dalam upaya mengoperasikan "aset strategis" berkemampuan nuklir AS di kawasan itu untuk menghadapi Korut.
Selanjutnya, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol telah mendorong lebih banyak latihan bersama dan tampilan kekuatan militer lainnya sebagai peringatan kepada Korea Utara, yang awal tahun ini melakukan rekor jumlah tes rudal setelah pembicaraan gagal membujuk pemimpinnya untuk mengakhiri pengembangan senjata nuklir dan rudalnya.
Pengamat mengatakan Pyongyang juga tampaknya bersiap untuk melanjutkan pengujian nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Seperti yang diketahui, Korea Utara telah mengecam penyebaran militer AS dan latihan bersama sebagai latihan untuk perang dan bukti kebijakan bermusuhan oleh Washington dan Seoul.
Kunjungan kapal induk Amerika Serikat di Korea Selatan merupakan kunjungan yang pertama sejak 2018. Pada saat itu, sekutu mengurangi banyak kegiatan militer bersama di tengah upaya diplomatik dengan Korea Utara.
Setelah kedatangan kapal induk AS, Korea Utara baru-baru ini mengesahkan undang-undang baru yang dirancang untuk mengizinkan penggunaan senjata nuklir lebih dulu dalam kondisi tertentu.
Sebelumnya di awal tahun ini, Korea Utara meluncurkan sejumlah rudal balistik memiliki kemampuan nuklir yang mampu mencapai daratan AS dan Korea Selatan.
Sebagai informasi, untuk mengatasi ancaman nuklir Korea Utara, Korea Selatan telah membangun dan membeli berbagai rudal berteknologi tinggi dan jet siluman serta senjata konvensional lainnya.
Namun, negara itu tidak memiliki senjata nuklir dan berada di bawah ‘payung nuklir’ AS, yang menjamin respon Amerika jika terjadib bbserangan terhadap sekutunya. Sekitar 28.500 tentara AS dikerahkan di Korea Selatan.(mg6/mut)
Load more