Selain itu, keakraban antara Presiden dan para pemimpin dunia akan menjadi momentum yang tepat bagi Indonesia sebagai Presiden G20 untuk mempromosikan KTT G20 pada November 2022 agar dapat menjadi upaya pemulihan bersama yang jauh lebih kuat.
"Presiden Jokowi menjadikan Presidensi Indonesia G20 untuk mengoptimalkan modalitas dan peran Indonesia dalam perdamaian dunia," tuturnya.
Karena itu pula, kata Ruhaini, Presiden Jokowi selalu menunjukkan komitmen kuat untuk menjaga perdamaian dunia seperti amanat konstitusi UUD 1945 dan juga menjaga legacy sebagai pemrakarsa Gerakan Non-Blok yang menyuarakan kemandirian, menentang apartheid, dan tidak berpihak pada pakta militer manapun.
"Ditambah lagi dengan modalitas politik luar negeri bebas aktif yang memungkinkan Indonesia bersahabat dengan negara manapun dalam menjaga ketertiban dunia, termasuk dengan Rusia dan Ukraina," ujar Ruhaini.
Guru Besar HAM dan Gender UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini juga menilai penerimaan Presiden Rusia Vladimir Putin atas kunjungan Presiden Jokowi menunjukkan bahwa Indonesia memainkan peran sebagai true friend yang tidak segan menegur sahabat demi suatu kebaikan yang lebih besar.
"Meski Indonesia pernah ikut menyatakan serangan militer Rusia ke Ukraina tidak dapat diterima, tapi Presiden Putin tetap menerima kunjungan Presiden Jokowi,” kata Ruhaini.
“Kita semua berharap misi Presiden dapat meredakan perang dan kedua negara dapat melanjutkan upaya-upaya perdamaian yang lebih permanen," ucap Ruhaini menambahkan.
Load more