Menteri Luar Negeri Beserta Keluarga Dikeroyok Massa, Demo di Nepal Mencekam
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com -Â Nepal mengalami krisis usai aksi demontrasi mematikan berjalan selama dua hari ini.
Dilansir dari Antara, kini Militer Nepal ambil alih kekuasaan pada Selasa (9/9/2025) malam usai aksi protes masyarakat yang menewaskan 20 orang.
Pengambil alihan militer terhadap pemerintahan juga didasari usai lengsernya pemerintahan terpilih Perdana Menteri Nepal, KP Sharma Oli.
- Istimewa
Â
"Militer beroperasi diseluruh negeri," dikutip dari Antara, Jakarta, Rabu (10/9/2025).
Usai mengambil alih, militer lantas melakukan penegakan hukum dan menjaga ketertiban saat massa pendemo merusa fasilitas publik dan membebaskan tahanan.
Tak hanya korban tewas, aksi demo yang berujung pelengseran pemerintah terpilih juga mencatatkan 350 jiwa jadi korban luka-luka.
Menteri Luar Negeri dan Keluarga Jadi Sasaran Amukan Massa
Krisis di Nepal saat ini turut disertai video viral di media sosial yang menggambarkan situasi mencekam yang terjadi di negara Himalaya itu.
Semisal video viral di media sosial berdurasi berkisar 1 menit 14 detik yang merekam aksi massa menerobos masuk ke kediaman Menteri Luar Negeri Nepal, Arzu Rana.
Dalam rekaman video tersebut Arzu Rana terlihat tengah bersembunyi di dalam kediamannya saat massa mulai menerobos masuk.
Alhasil, massa yang menemukannya pun langsung mengeroyoknya tanpa ampun hingga membuatnya tersungkur tak berdaya.
Tak hanya itu, istri dari Arza Naru turut menjadi sasaran amukan massa di tengah krisis Nepal.
Diketahui, Nepal telah mengalami peristiwa dramatis sejak Senin, setelah Oli melarang media sosial, meminta platform multinasional tersebut untuk membuka kantor mereka di negara Himalaya yang terkurung daratan tersebut.
Langkah ini memicu protes massal di ibu kota Kathmandu, dengan para pengunjuk rasa menyerbu gedung-gedung publik dan kantor-kantor partai politik, serta memasuki gedung parlemen sebelum membakarnya.
Para pengunjuk rasa juga membakar kediaman para pemimpin tinggi, termasuk Kantor Presiden, sementara protes keras terus berlanjut meskipun pemerintah telah mengumumkan pencabutan larangan media sosial. (raa)
Load more