Air Mata Bocah dalam Perang Senjata Thailand-Kamboja, Belasan Nyawa Melayang
- istimewa - antaranews
tvOnenews.com - Perang antara Thailand dengan Kamboja semakin memanas hingga mengerikan. Bahkan, dalam peristiwa perang senjata itu menuai air mata bocah-bocah tak berdosa antara dua negara tersebut.
Pasalnya, suara senjata api hingga suara bom membuat mereka takut. Ironisnya, dampak dari perang tersebut, membuat mereka trauma.
Tak hanya itu saja, bocah-bocah itu saat ini selalu dihantui dengan suara kerasnya senjata api, hingga tempat pengungsian yang dibilang aman pun masih menakutkan bagi mereka.
Berdasarkan pantauan tvOnenews.com, dari gambar yang diunggah media Antaranews, terlihat seorang anak menangis ketakutan.
Ibunya yang menentang tas selempang, sembari duduk di atas tungkul kayu mencoba memenangkan kegelisahan anak perempuannya dengan memeluknya. Tetapi, tetap saja, anak itu menangis.
Perang antara dua negara tersebut tak hanya membuat bocah-bocah antara dua negara itu cemas.
Namun, orang tuanya pun selalu dihantui ketakutan dengan perang senjata api yang kian terus terjadi.
Dari berbagai sumber yang dihimpun, warga Thailand yang tewas akibat serangan roket Kamboja bertambah menjadi 15 orang, menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand pada Jumat (25/7/2025).
Hingga kini, sedikitnya 14 warga sipil dan seorang tentara tewas, sementara 46 lainnya terluka, sebagian besar adalah warga sipil, kata kementerian itu dalam pernyataannya.
Sementara itu, jumlah korban tewas akibat serangan roket Kamboja ke sebuah pom bensin di Provinsi Sisaket, Thailand, bertambah menjadi sembilan orang, menurut laporan The Reporters.
Jenazah para korban baru ditemukan pada Jumat pagi ketika tim militer dan penjinak bkepolisian mulai membersihkan puing-puing bangunan yang roboh.
Mereka juga mencari serpihan roket serta memeriksa kemungkinan adanya amunisi yang belum meledak di lokasi tersebut.
Sebelumnya diberitakan, warga perbatasan Thailand dan Kamboja sedang berkumpul dan beristirahat di shelter dadurat, Provinsi Srisaket usai bentrokan artileri dengan Kamboja, Jumat (26/7/2025). (aag)
Load more