Dahsyatnya Rudal Iran yang Bisa Jebol Iron Dome Milik Israel
- APTN
tvOnenews.com - Langit Israel kembali memanas pada tanggal 14 dan 15 Juni 2025 lalu. Namun, bukan serangan drone atau roket jarak pendek, tetapi hujan rudal balistik dari Iran yang menyapu udara malam.
Serangan ini bukan hanya bentuk balasan, tapi juga unjuk kekuatan teknologi militer Iran yang semakin canggih dan strategis. Serangan tersebut terjadi sebagai respons atas serangkaian aksi militer Israel ke fasilitas nuklir dan pangkalan militer Iran sebelumnya.
Beberapa laporan menyebut antara 150 hingga 200 rudal balistik ikut terlibat, sebagian besar merupakan varian Shahab-3 dan Zolfaghar. Termasuk modifikasi barunya yang disebut lebih cepat, lebih presisi, dan lebih sulit dicegat.
Salah satu kekuatan utama dari rudal-rudal balistik ini adalah kecepatannya, seperti rudal Shahab-3 diketahui mampu melaju dengan kecepatan hingga Mach 7 (lebih dari 8.600 km/jam). Sementara Zolfaghar yang lebih pendek memiliki kecepatan sekitar Mach 4 hingga Mach 5.
Dengan kecepatan seperti itu, waktu terbang dari titik peluncuran di Iran ke target di Israel bisa di bawah 7 menit di mana waktu yang sangat singkat untuk sistem pertahanan mana pun bereaksi. Rudal balistik berbeda dengan roket atau drone biasa.
Rudal jenis ini biasanya diluncurkan ke ketinggian sangat tinggi, bahkan menembus lapisan luar atmosfer lalu turun kembali dengan sudut curam menuju target. Lintasan melengkung ini (high-arc trajectory) membuat rudal meluncur seperti meteor, dengan kecepatan tinggi dan potensi energi tumbukan yang sangat besar.
Iran diketahui telah mengembangkan sistem pemandu berbasis inertial navigation system (INS) yang dikombinasikan dengan GPS untuk meningkatkan akurasi rudal-rudalnya. Teknologi tersebut membuat rudal dapat menyerang target dengan deviasi hanya beberapa meter.
Beberapa laporan menyebut rudal yang digunakan dalam serangan ini mampu menyasar instalasi militer Israel, termasuk radar dan fasilitas logistik di wilayah Negev dan sekitar Tel Aviv. Beberapa rudal bahkan diluncurkan dalam pola zig-zag, menyulitkan sistem radar untuk mengunci target dengan cepat.
Dengan cara ini, Iran ingin menunjukkan bahwa mereka mampu menerapkan doctrine saturation attack, di mana volume serangan melebihi kapasitas intersepsi sistem lawan.
Load more