Quito, Ekuador - KBRI Quito bekerjasama dengan Universidad San Fransisco de Quito (USFQ) Ekuador menyelenggarakan workshop dan pelatihan gamelan selama empat hari berturut-turut, mulai tanggal 14 – 17 Maret 2022 di aula Principal Hall kampus USFQ di Quito.
Workshop terbagi dalam beberapa sesi yang diikuti oleh para mahasiswa USFQ dari berbagai jurusan. Workshop ini dipandu oleh pengajar gamelan, Bapak Joko Ngadimin asal Solo, yang bermukim selama tiga bulan di Ekuador.
Pada pembukaan workshop, disuguhkan pertunjukkan gamelan dan tari yang ditampilkan tim seni KBRI Quito. Tim seni KBRI menampilkan lima tembang tradisional antar lain 'Ilir-ilir', 'Lesung Jumengglung', tidak ketinggalan 'Mars Quito' ciptaan Bapak Joko Ngadimin.
Kesemuanya dimainkan dengan apik dan memancing riuh tepuk tangan penonton pada setiap akhir tembang. Para penonton merupakan sekitar 150 mahasiswa yang memanfaatkan jeda waktu diantara perkuliahan, dengan menyaksikan pertunjukkan gamelan di aula kampus mereka.
Dalam sambutannya Dubes RI Agung Kurniadi mengungkapkan maksud penyelenggaraan workshop, yaitu memperkenalkan generasi muda Ekuador pada keragaman budaya Indonesia.
“Ini merupakan salah satu wujud diplomasi budaya KBRI Quito untuk merangkul publik di Ekuador, kali ini fokus sasarannya mahasiswa,” ujarnya.
Agung juga menyampaikan bahwa diplomasi budaya efektif dalam membangun semangat.
"Diplomasi budaya efektif dalam membangun semangat saling memahami, saling percaya, saling menghormati antara masyarakat, dalam hal ini Indonesia dan Ekuador,” tambahnya.
Lebih lanjut ia juga menyatakan kegiatan workshop semacam ini juga akan diharapkan akan mempererat kerjasama Kedutaan dengan USFQ dan civitas akademiknya.
Sementara, Wakil Rektor USFQ Prof. Andrea Encalada dalam sambutannya menjelaskan mahasiswa umumnya mengetahui Ekuador dan Indonesia banyak memiliki kesamaan, seperti letak geografis yang sama-sama berada di garis Khatulistiwa, sama-sama memiliki keanekaragaman hayati, maupun banyaknya gunung berapi yang masih aktif. Namun belum banyak yang mengetahui dari sisi sosial dan kebudayaan.
Ia juga mengapresiasi kesediaan KBRI memberi kesempatan mahasiswanya mengenal dan memainkan instrumen tradisional tersebut. Sejalan dengan yang disampaikan Dubes RI, Wakil Rektor Prof. Andrea Encalada meyakini kolaborasi ini akan semakin memperkokoh kerjasama antar kedua institusi.(Miranti Hirschmann/put)
Load more