Viral, Video Guru PAUD Pukuli Balita: Murid Lainnya yang Saksikan Kejadian Ikut Trauma
- Tangkapan layar/Soha
tvOnenews.com - Sebuah video rekaman CCTV dari sebuah fasilitas prasekolah di Bac Ninh, Vietnam, memicu kemarahan luas di media sosial setelah memperlihatkan dugaan kekerasan terhadap seorang balita perempuan berusia 22 bulan oleh seorang guru.
Dilansir dari Soha.vn, klip tersebut dibagikan oleh orang tua korban dan dengan cepat menjadi viral, memicu perdebatan luas soal keselamatan anak-anak di lingkungan pendidikan usia dini (PAUD).
Dalam video yang terekam dari kamera kelas, terlihat seorang guru menarik seorang anak perempuan ke sudut ruangan yang tidak terjangkau sepenuhnya oleh kamera.
Meskipun wajah sang anak tidak terlihat jelas, tangan sang guru tetap berada dalam bingkai, dan menunjukkan gerakan seperti sedang memukul secara berulang kali.
Tak berhenti di situ, guru tersebut kemudian terlihat menggendong sang anak dan membawanya ke sudut lain ruangan, lalu kembali melakukan tindakan kasar.
Beberapa anak lain yang berada di kelas terlihat terdiam kaku, menyaksikan kejadian tersebut dengan ekspresi takut.
Adegan ini membuat banyak orang terenyuh dan mempertanyakan etiket profesional, serta mekanisme pengawasan yang lemah di lembaga pendidikan anak usia dini.
Orang Tua Ungkap Anak Alami Trauma
Insiden ini terungkap setelah orang tua korban memeriksa rekaman CCTV di kelas. Sang ibu yang syok dan geram, memutuskan untuk membagikan klip tersebut di media sosial sebagai bentuk peringatan kepada orang tua lainnya.
Menurut akun media sosial TT, orang tua korban, guru yang bersangkutan langsung mengirim pesan permintaan maaf setelah video itu tersebar.
Dalam pesannya, guru tersebut mengaku bersalah dan berdalih bahwa ia masih baru dalam profesi mengajar, minim pengalaman, dan sedang menghadapi masalah pribadi.
Namun, permintaan maaf itu tidak diterima oleh orang tua korban. Sang ibu menegaskan bahwa tidak ada alasan, seberat apa pun, yang bisa membenarkan tindakan kekerasan terhadap anak kecil.
“Anak saya belum bisa bicara, tapi setiap kali dibawa ke sekolah, dia menangis dan tidak mau masuk kelas. Itu sudah cukup menunjukkan bahwa ia mengalami trauma,” ujar sang ibu.
Netizen Mengecam dan Desak Perubahan Sistem
Respons publik sangat keras. Banyak pengguna media sosial menyerukan agar pelaku diberi sanksi tegas, serta mendesak dilakukannya evaluasi serius terhadap sistem rekrutmen, pelatihan guru prasekolah, hingga pengawasan internal oleh lembaga pendidikan.
“Menjadi guru tidak cukup hanya punya ijazah. Harus ada kesabaran, ketulusan, dan cinta pada anak-anak. Kalau tidak punya itu, Anda tidak pantas berada di ruang kelas!” tulis seorang warganet.
“Melihat video itu membuat dada sesak. Anak saya juga seusia itu. Kalau ada yang berani menyakiti anak saya, saya tidak tahu akan seperti apa reaksinya,” ujar pengguna lain.
Seruan juga muncul agar pemerintah dan otoritas pendidikan setempat memperketat regulasi dan memastikan bahwa seluruh fasilitas pendidikan anak usia dini memiliki sistem pengawasan kamera yang aktif dan transparan, serta prosedur pengaduan yang aman bagi orang tua.
Tindakan Lanjut Masih Belum Jelas
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak sekolah terkait langkah yang akan diambil terhadap guru tersebut. Belum diketahui pula apakah kasus ini sudah dilaporkan ke aparat penegak hukum.
Namun, kemarahan publik yang meluas telah menjadi peringatan keras bahwa keselamatan anak-anak di lingkungan prasekolah tidak boleh dianggap enteng.
Kasus ini menjadi momentum penting untuk meninjau ulang sistem pendidikan dini dan perlindungan anak yang masih memiliki banyak celah.
Load more