Singapura - Sanksi yang menargetkan kilang-kilang Rusia, gangguan pengiriman dan penurunan stok minyak mentah AS ke posisi terendah multitahun hingga membuat harga minyak terus melonjak di perdagangan Asia pada Kamis sore, dengan Brent menuju 120 dolar AS per barel, tertinggi dalam hampir satu dekade.
Minyak mentah berjangka Brent naik ke 119,84 dolar AS per barel, merupakan level tertinggi sejak Mei 2012. Kontrak Brent diperdagangkan di 119,78 dolar AS per barel pada pukul 07.52 GMT, melonjak 6,85 dolar AS atau 6,1 persen.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS mencapai level tertinggi 116,57 dolar AS per barel, tertinggi sejak September 2008, dan terangkat 5,81 dolar AS atau 5,3 persen menjadi diperdagangkan di 116,41 dolar AS per barel.
Kenaikan tersebut mengikuti putaran terakhir sanksi AS terhadap sektor penyulingan minyak Rusia, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa ekspor minyak dan gas Rusia dapat menjadi target berikutnya.
Sementara menerapkan sanksi ekonomi untuk mencoba membuat Rusia membatalkan invasi ke Ukraina, Washington telah berhenti menargetkan ekspor minyak dan gas Rusia karena pemerintahan Biden mempertimbangkan dampaknya pada pasar minyak global dan harga energi AS.
"Mereka mungkin mengatakan itu, tetapi lembaga keuangan global sedang melakukan pengangkatan berat dan melarang apa pun dengan Rusia yang tertulis di dokumentasi," kata analis OANDA Jeffrey Halley.
"Saya pikir selama Barat menahannya, minyak masih akan naik lebih tinggi."
Load more