tvOnenews.com - Perdana Menteri (PM) Thailand Paetongtarn Shinawatra minta maaf atas peristiwa pembunuhan terhadap 78 warga Muslim yang dikenal sebagai “Pembantaian Tak Bai" pada 2004 ketika ayahnya, Thaksin Shinawatra, berkuasa.
Pembantaian Tak Bai terjadi pada 25 Oktober 2004. Pembantaian terjadi setelah enam relawan pertahanan desa di Provinsi Narathiwat ditangkap pada 19 Oktober karena dicurigai menyerahkan senjata milik negara kepada pemberontak.
Penangkapan itu menyulut demonstrasi massal. Ratusan orang berkumpul di kantor polisi Tak Bai yang berujung pada bentrokan dengan aparat keamanan.
Puluhan orang ditangkap dan dibawa ke pangkalan militer di Provinsi Pattani.
Dalam perjalanannya, 78 warga Muslim tewas akibat sesak napas lantaran berdesak-desakan di dalam truk yang membawa mereka.
Dalam sistem hukum sipil, statuta pembatasan adalah tindakan legislatif yang menetapkan batas waktu maksimal bagi suatu kasus untuk diproses secara hukum.
Akan tetapi, ada permintaan agar pemerintah Paetongtarn mengeluarkan dekrit untuk memperpanjang statuta kasus tersebut.
Sejak peristiwa itu terjadi, tidak seorang pun menyerahkan diri, mengaku bertanggung jawab dan ditangkap dalam kasus tersebut.
Komunitas Muslim Thailand dan para aktivis melakukan aksi untuk mengenang tragedi tersebut dengan bersepeda melalui rute yang sama dengan rute truk yang membawa para korban.
"Atas nama pemerintah, saya meminta maaf atas apa yang terjadi di Tak Bai 20 tahun lalu. Saya sampaikan belasungkawa kepada mereka yang terkena dampaknya,” kata Paetongtarn pada Kamis (24/10/2024).
Dia mengatakan uang ganti rugi telah dibayarkan kepada para keluarga korban.
"Saya berharap semua orang terus mengenang kekerasan yang terjadi dalam kasus Tak Bai. Tidak seorang pun ingin melihat insiden seperti itu terjadi lagi," terangnya.
Paetongtarn meminta semua pihak melakukan yang terbaik agar tragedi seperti itu tidak terjadi lagi.
(ant/nsi)
Load more