New York - Harga minyak menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah kebakaran pada pipa dari Irak ke Turki menghentikan aliran sebentar, meningkatkan kekhawatiran tentang prospek pasokan jangka pendek yang sudah ketat.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret naik 0,93 dolar AS atau 1,1 persen, menjadi ditutup pada 88,44 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Harga patokan global sempat menyentuh 89,13 dolar AS, tertinggi sejak 13 Oktober 2014.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari bertambah 1,53 dolar AS atau 1,8 persen, menjadi menetap di 86,96 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, merupakan level tertinggi sejak 9 Oktober 2014.
Aliran telah dilanjutkan melalui saluran pipa Kirkuk-Ceyhan yang membawa minyak mentah dari Irak utara, produsen terbesar kedua di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, ke pelabuhan Ceyhan di Turki untuk ekspor.
Ledakan yang memicu kebakaran pada pipa di provinsi tenggara Turki itu disebabkan oleh tiang listrik yang jatuh, bukan serangan, kata seorang sumber keamanan senior.
Kekhawatiran pasokan meningkat minggu ini setelah kelompok Houthi Yaman menyerang Uni Emirat Arab, produsen terbesar ketiga OPEC, sementara Rusia, produsen minyak terbesar kedua di dunia, telah meningkatkan kehadiran pasukannya di dekat perbatasan Ukraina, memicu kekhawatiran invasi.
"Sementara 90 dolar AS dapat memicu beberapa aksi ambil untung dan sedikit penurunan harga, ini menunjukkan bahwa kita secara realistis dapat melihat minyak 100 dolar AS segera," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA.
Load more