Jakarta,tvOnenews.com-Serangan udara Israel yang terus membombardir kawasan Gaza membuat koran sipil tewas berjatuhan. Juru Bicara militer Israel, Richard Hecht, seperti dikutip AFP menyebut setidaknya ada 1500 jasad milisi Hamas ditemukan di perbatasan jalur Gaza.
"Setidaknya ada 1.500 jenazah (pejuang) Hamas ditemukan di sekitar Jalur Gaza," kata jubir militer Israel, Richard Hecht, seperti dikutip dari AFP, Selasa (10/10).
Dia menambahkan, tentara Israel kembali merebut beberapa wilayah di sekitar perbatasan di Gaza.
"Sejak kemarin malam kami tahu sudah tidak ada lagi yang datang, tapi penyusupan masih bisa terjadi," jelas Hecht.
Ia juga menjelaskan tentara Israel hampir menyelesaikan evakuasi ke seluruh komunitas di sekitar perbatasan.
Sebanyak 35 batalion kini dikerahkan di sekitar perbatasan Israel dan Gaza.
"Kami membangun infrastruktur untuk operasi kami di masa depan," jelas dia.
Perang antara Israel dan Hamas pecah pada Sabtu (7/10) setelah Hamas melakukan serangan tak disangka-sangka ke wilayah selatan Israel. Serangan yang disebut telah mempermalukan Israel yang memiliki alutsista canggih ini menewaskan 900 warga negara Zionis itu.
Merespons serangan Hamas, Israel meluncurkan serangan udara masif ke Gaza—wilayah pendudukan Israel yang diblokade tembok pembatas setinggi 6 meter. Akibatnya, 687 warga di Gaza tewas.
Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengungkap kondisi Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza, Palestina, yang rusak saat serangan antara Hamas dan Israel berlangsung. MER-C mengatakan operasional RS masih berjalan, tetapi korban terus berjatuhan yang membuat dokter di sana kewalahan.
"Mayat-mayat sudah meluap sampai keluar dari kamar jenazah ruang rumah sakit Indonesia di Gaza, tidak bisa menampung mayat-mayat sehingga ada di letakkannya di luar," kata Presidium MER-C Henry Hidayatullah dalam konferensi pers di Kantor MER-C, Kramat Lontar, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2023).
Pemerintah Indonesia lewat Kemlu menjelaskan, akar konflik Palestina-Israel adalah pendudukan wilayah Palestina oleh Israel. Akar masalah ini harus diselesaikan sesuai parameter yang sudah disepakati PBB.
Indonesia dan sejumlah negara selama ini mendukung solusi dua negara (two state solution) untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung sekitar 7 dekade ini. Namun, PM Netanyahu yang beraliran ultranasionalis enggan menerima solusi ini.(bwo)
Load more