Jakarta, tvonenews.com - Ibrahim Zakaria, pria pekerja toko ponsel berusia 23 tahun ini, nyaris kehilangan kesadaran saat terjebak selama hampir lima hari di reruntuhan rumahnya akibat gempa magnitudo 7,8.
Ia bisa bertahan hidup di bawah reruntuhan berkat tetesan air kotor yang bisa diaksesnya selama ia tertimbun reruntuhan. Meski demikian, ia nyaris kehilangan harapan agar bisa diselamatkan oleh tim penyelamat.
"Saya bilang saya sudah mati dan tidak mungkin saya hidup lagi," kata Zakaria, yang diselamatkan Jumat malam, kepada The Associated Press, sebagaimana dikutip Minggu (12/2/2023).
Ibrahim saat ini sedang menjalani perawatan di sebuah rumah di kota pesisir Latakia, Suriah.
Hingga kini, tim penyelamat masih bahu-membahu untuk mencari dan melakukan evakuasi korban gempa yang tertimbun reruntuhan bangunan.
Setiap penyelamatan menimbulkan pelukan dan teriakan "Allahu akbar!", dari pria dan wanita yang lelah bekerja tanpa lelah dalam suhu yang membekukan untuk menyelamatkan nyawa warga.
Lebih dari selusin orang yang selamat berhasil dievakuasi pada Sabtu (11/2/2023), termasuk satu keluarga di Kahramanmaras, kota Turki yang paling dekat dengan pusat gempa. Para kru di sana membantu Nehir Naz Narli yang berusia 12 tahun ke tempat aman sebelum kembali ke orang tuanya.
Diketahui, Pejabat dan petugas medis mengatakan korban jiwa akibat gempa turki hingga Minggu (12/2/2023) tercatat sebanyak 24.617. Sedangkan di Suriah, otoritas setempat menyebut lebih dari 3.500 orang tewas di Suriah akibat gempa.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) mengatakan sekitar 80.278 orang terluka.
Sementara itu, Kepala bantuan PBB Martin Griffith mengatakan jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Turki dan Suriah bisa "dua kali lipat atau lebih" dari data saat ini. (ito)
Load more