Jakarta, tvonenews.com - Pilu melanda Hassan Guntekin, warga korban gempa turki magnitudo 7,8. Hampir seminggu sejak gempa bumi Turki-Suriah, Hassan Guntekin terus berharap bahwa istri, tiga anak dan ibu mertuanya masih hidup di bawah reruntuhan di kota Antakya, Turki.
“Saya ingin ketiga anak saya diselamatkan. Bahkan jika hanya satu dari anak saya yang selamat, itu akan menjadi harapan bagi saya untuk terus hidup," katanya kepada Al Jazeera, sebagaimana dikutip Minggu (12/2/2023).
“Kalau tidak, tidak ada gunanya untuk terus hidup. Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan. Siapa yang akan memanggilku ayah saat Idul Fitri?
Penduduk Antakya mengatakan pemerintah Turki telah "gagal" dalam menanggapi gempa tersebut.
“Mereka sangat tidak terorganisir dan tidak bisa bekerja sama sekali. Ini adalah hari keenam dan setiap hari dua tim berbeda ambil bagian dalam penyelamatan," katanya.
“Saya belum pernah melihat pejabat di sini, baik dari pemerintah maupun dari kantor walikota. Lagipula aku tidak ingin melihat mereka. Mereka tidak datang ke sini karena mereka tahu kita tidak ingin melihat mereka."
Hingga kini, tim penyelamat masih terus melakukan proses evakuasi korban gempa.
Tim penyelamat menarik bayi berusia tujuh bulan dan seorang gadis remaja dari reruntuhan, hampir seminggu setelah gempa bumi menghancurkan tenggara Turki.
Bayi itu diselamatkan di kota Hatay lebih dari 140 jam setelah gempa, media pemerintah melaporkan, sementara Esma Sultan, 13, ditarik dari puing-puing sebuah bangunan di kota Gaziantep.
Di kota Kahramanmaras - pusat gempa berkekuatan 7,8 pada hari Senin - seorang wanita berusia 70 tahun juga diselamatkan.
"Apakah dunia ada?" Menekse Tabak bertanya saat dia ditarik keluar dari beton untuk bertepuk tangan dan menangis memuji Tuhan, menurut sebuah video di stasiun penyiaran negara TRT Haber. (ito)
Load more