Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan perseroan siap mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam mendorong transisi energi. Sebab menurutnya, untuk menciptakan lingkungan yang bersih lewat transisi energi diperlukan kolaborasi semua pihak.
"Perubahan iklim ini bukan hanya menjadi permasalahan Indonesia saja, tapi ini adalah global problem. Untuk itu, kita tidak mungkin menghadapi permasalahan ini dengan suasana kesendirian," kata Darmawan.
Dari sisi PLN kata Darmawan, sudah melakukan beberapa langkah inisiatif untuk mengurangi gas rumah kaca. Misalnya adalah lewat RUPTL 2021-2030, PLN menghapus Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan batu bara yang sudah masuk dalam perencanaan.
Selain itu, PLN berkomitmen untuk terus mengakselerasi pembangunan pembangkit listrik yang berbasis EBT. PLN menargetkan 51,6 persen pembangkit berbasis EBT di tahun 2030 mendatang.
"RUPTL terhijau itu sangat agresif. Untuk pertama kalinya penambahan pembangkit sampai 2030 itu 51,6 persen berbasis pada EBT, artinya ada 20,9 GW additional capacity pembangkit EBT dibangun sampai 2030," kata Darmawan.
Darmawan menambahkan, PLN juga sudah melakukan inovasi co-firing dengan menggunakan biomassa. Inovasi ini merupakan langkah PLN untuk melibatkan masyarakat dalam menciptakan energi bersih.
"Kami membangun rantai pasoknya sehingga energi hijau berbasis ekonomi kerakyatan ini dapat menciptakan lapangan kerja," kata Darmawan.
Load more